Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Membuat Ketupat, Sebuah Skill yang Wajib Dikuasai Selama Ramadan Sebelum Idul Fitri Tiba

15 April 2021   17:25 Diperbarui: 16 April 2021   01:01 3029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketupat sebelum diisi beras. Sumber: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.COM

Hari Raya Idul Fitri atau lebaran identik dengan ketupat. Siapa di antara kita yang belum mahir membuat ketupat? Kamu wajib belajar membuat ketupat selama Ramadan.

Akhir daripada Ramadan adalah Hari Raya Idul Fitri. Hari kemenangan, hari penyucian hati dan pikiran, hari untuk kembali bersih putih, dan hari saling memaafkan lahir batin. Lebaran sangat identik dengan ketupat dan sayur lodeh atau opor ayam. Menu khas lebaran, pasca Ramadan.

Sebelum kita sampai pada ujung Ramadan. Terdapat salah satu kemampuan atau skill yang wajib kita kuasa. Skill membuat ketupat. Kenapa perlu dikuasai? Masyarakat Jawa memiliki budaya turun temurun atas perayaan kemenangan, hari raya Idul Fitri. Benar, ketupat.

Ketupat mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Jawa dalam menyambut lebaran. Ada arti kehidupan yang begitu kentara dalam jiwa dan raga masyarakat Jawa. Namun, pada tulisan ini saya tidak berkeinginan membahas hal tersebut. Biarkan saya membahas salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang Jawa dalam menyambut hari kemenangan.

Membuat ketupat adalah tuntutan wajib dalam perayaan lebaran. Setiap rumah pasti membuat ketupat. Sebuah wadah yang terbuat dari sepasang janur, kemudian diisi dengan beras, lalu direbus hingga matang, dan disantap bersama sayur lodeh atau opor ayam adalah menu makanan khas lebaran.

Biasanya satu hari sebelum hari raya Idul Fitri atau paling lambat malam takbir, semua orang Jawa bakal disibukkan dengan membuat ketupat. Diawali dengan membuat rangkaian ketupat (baca: orong-orong ketupat).

Kenapa harus semua orang? Sebab dalam masyarakat Jawa berlaku aturan, apabila tidak dapat membuat ketupat tidak diperkenankan makan ketupat. Jadi, semua orang harus membuat ketupat. Entah hanya menyumbang satu biji saja. Intinya setiap orang membuat ketupat, hanya orong-orong ketupat saja. Untuk yang masak ketupat tetap dilimpahkan kepada para istri atau ibu, hehe. 

Belajar membuat ketupat adalah kewajiban bagi setiap anak orang Jawa. Hal inilah yang mengakibatkan, setiap orang Jawa punya skill membuat ketupat.

Membuat ketupat (foto dari nasional.kompas.com)
Membuat ketupat (foto dari nasional.kompas.com)
Selama Ramadan berlangsung, kita dituntut untuk belajar membuat ketupat. Mengapa? Sebab ketupat sendiri adalah makanan yang hanya ada pada perayaan tertentu saja. Salah satunya adalah lebaran. Apalagi ketupat adalah makanan khas selama lebaran. Maka dari itu, skill membuat ketupat harus dikuasi oleh setiap orang dalam masyarakat Jawa.

Membuat ketupat, orong-orong ketupat, ternyata gampang-gampang susah. Sebab kedua tangan memegang sehelai janur dan merangkainya menjadi sebuah ketupat. Proses pembuatan ketupat sendiri cukup singkat, hanya tiga sampai lima menitan saja. Anehnya, tidak semua orang mahir membuat ketupat.

Karena banyaknya orang yang tidak mahir membuat ketupat, maka selama Ramadan 1442 Hijriyah ini, kita wajib belajar membuat ketupat. Melatih kelihaian tangan dalam merangkai ketupat dan mengingat setiap tahapan membuat ketupat. 

Ini wajib dilakukan. Sebab berkaitan dengan budaya. Budaya harus dipelajari, dijaga, dan dilestarikan. Mungkin suatu saat nanti, ketupat bakal dikukuhkan menjadi warisan budaya dunia.

Ternyata ada perayaan ketupat, Riyoyo Kupat yang sudah diakui menjadi warisan budaya tak benda dunia.

Setiap anak dalam masyarakat Jawa, diberikan pembelajaran membuat ketupat atau kupat melalui pendidikan informal, yakni keluarga. Hal ini dikarenakan, setiap keluarga pasti ada salah satu anggota keluarga yang mahir membuat ketupat. Pada keluarga saya, ibu saya sangat mahir membuat ketupat, bahkan dalam tiga model bentuk. 

Alhamdulillah, saya juga mahir membuat ketupat meski satu model saja. Itupun belajar setengah mati dan bertahun-tahun. Maklum, membuat ketupat hanya pada bulan Ramadan. Pembelajarannya terbatas waktu.

Oleh karena itu, kita sebagai orang yang terlahir lebih awal harus menurunkan ilmu membuat ketupat, meski hanya membuat orong-orong kupat, kepada generasi selanjutnya, anak kita atau cucu kita.

Ketupat tanduk (foto dari google.com/youtube.com)
Ketupat tanduk (foto dari google.com/youtube.com)
Perlu diketahui, bahwa bentuk model ketupat bervariasi. Namun pada kehidupan sehari-hari, hanya mengenal tiga model bentuk. Pertama, model umum. Ketupat dengan bentuk segi empat atau belah ketupat. 

Kedua, model kupat duduk. Ketupat model ini berbentuk segi lima dan dapat duduk atau berdiri. 

Ketiga, model kupat ritual. Kupat ini berbentuk segitiga. Biasanya digunakan sebagai bentuk selamatan pada hewan ternak ketika lebaran. Biasanya disebut ketupat tanduk, karena memiliki ujung kanan kiri yang lancip atau runcing.

Sebagai tambahan, proses memasak ketupat yang telah diisi beberapa sendok beras, memerlukan waktu selama empat jam perebusan. Jika menggunakan tungku kayu bakar atau kompor gas dengan merebus pada panci besar. 

Namun apabila merebus dalam panci serbaguna, panci modern, hanya membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam saja. Lebih singkat. Tapi beda kuantitas. Bila merebus pada panci besar, dapat merebus sebanyak 20 hingga 25 buah ketupat, bila pada panci serbaguna hanya dapat menampung sepuluh buah ketupat saja.

Baiklah, kita sudah tiba di penghujung tulisan. Mengingat sebentar lagi bakal memasuki waktu berbuka puasa. Saya bakal siap-siap dulu, begitupun kamu ya. Hehe. 

Itulah mengapa selama Ramadan, kita diharapkan meningkatkan skill membuat ketupat. Sayang kan, kalau udah puasa tiga puluh hari, pas lebaran gak boleh makan ketupat karena gak bisa bikin ketupat.

Bayu Samudra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun