Jika kamu gagal masuk PTN. Entah tidak lulus SNMPTN, tidak mampu capai kriteria SBMPTN, dan tidak diterima jalur mandiri. Bagaimana perasaan kamu? Apa yang bakal kamu lakukan?
Saya tahu betul perasaanmu saat pengumuman SNMPTN mencederai pikiran dan hatimu. Saya salah satu korban keganasan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri.Â
Sedih dan pedih. Air mata tak henti-hentinya mengalir deras hingga berjam-jam. Seakan tak percaya, bahwa diri kita gagal lulus SNMPTN. Hancur berkeping-keping. Luka berat. Itupun masih disiram air cuka. Rasanya. Udah gak bisa disampaikan dalam bentuk kata-kata.
Karena kita pingin banget kuliah di PTN. Kita bakal mengusahakan tetap belajar rajin menghadapi tes SBMPTN. Lebih-lebih sudah menyiagakan porsi belajar tambahan untuk jalur tes ujian mandiri. Jika terjadi kegagalan untuk kedua kalinya.
Lagi-lagi, kita dihadapkan dengan kepahitan nasib. Gagal masuk PTN melalui jalur SBMPTN. Masih sama, menangis tersedu-sedu, nafsu makan menurun, dan jelas sekali, overthinking.Â
Tapi, kita dikuatkan dengan harapan menempuh pendidikan tinggi di kampus negeri. Itupun berkat ramuan mujarab orangtua, sanak keluarga, dan para tetangga.
Tiba waktunya, mengerjakan soal ujian mandiri guna masuk PTN. Soal dikerjakan dengan sangat teliti, super tepat, dan yakin lolos. Nyatanya, gagal maning. Kegagalan ketiga kalinya. Masih saja nangis. Padahal kita tahu, menangis tidak bakal mengubah kenyataan. Gagal.
Kita ngebet banget kuliah di PTN. Tapi, Tuhan semesta alam belum merestui. Atau kita saja yang memaksakan kehendak. Tanpa melihat dan mengoreksi diri kita sendiri. Pantas tidak kuliah di PTN? Lantas apa yang bakal kita lakukan?
Ya, sebagaimana tetangga yang baik. Dia menyarankan untuk mendaftar ke PTS. Sedangkan orangtua kita sendiri menyarankan agar kita mencoba masuk sekolah kedinasan.Â
Oke. Kedua saran dicoba. Terlebih jadwal pendaftaran yang berbeda-beda. Jadi, bisa nyabang-nyabang. Kanan oke, kiri pun oke.Â