Jadi, komitmen saling percaya wajib ditumbuhkan dalam kehidupan pra dan pasca menikah. Dengan begitu, kita tambah yakin bahwa pasangan kita benar-benar serius dengan kita.Â
Kelima, komitmen mencintai
Perlu kita ketahui bersama bahwa wanita lebih cepat terlihat tua ketimbang pria. Kita lihat diri kita sendiri, pasti ada yang berubah dari diri kita.Â
Hal itu dikarenakan, wanita lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah yang kadang disepelekan oleh kita sebagai suami.Â
Nyatanya, sebuah pekerjaan tak kasat mata dengan beban segudang. Untuk itu, saya mewakili para lelaki beristri, terima kasih istri tercintaku, yang sudah menjalankan kewajiban dengan penuh kebahagiaan, walau sangat menyesakkan.
Istri kita terlihat menua, jangan sampai kita berpaling pandang. Tetaplah kita mencintai dirinya, layaknya cinta pertama pada dirinya. Artinya, porsi cinta dan kasih masih sama besar seperti awal berjumpa. Takaran kasih sayang masih tetap sama seperti dulu. Namun, perlu ditingkatkan sedikit demi sedikit agar rasa cinta jauh lebih bermakna.
Bilamana ada pasangan yang tega mendua. Itu tandanya, dia tidak cinta sepenuhnya cinta. Katanya, cinta itu buta. Jadi, gak perlu mendua karena ada yang baru, ada yang mulus, dan ada yang wangi.Â
Keutuhan rumah tangga ditopang dengan komitmen saling mencintai, walau raga yang kita miliki sudah tak lagi muda, sudah tak lagi bugar, dan sudah tak lagi kokoh. Yang namanya cinta, sampai kapan pun tetap cinta.
Keenam, komitmen menghargai
Memutuskan untuk menikah, berarti harus siap menghargai. Bukan memberi harga pada pasangan. Ini hubungan. Komitmen menghargai perlu dimiliki oleh kedua belah pihak. Kita dan pasangan kita, keluarga kita dengan keluarga pasangan kita.
Menghargai dalam arti menghormati, mengindahkan, dan mematuhi nasihatnya. Orangtua tentu tau yang terbaik bagi anaknya. Gak mungkin ada orangtua menjerumuskan anaknya ke lembah kegelapan. Ibarat kata, gak onok macan seng tego mangan anake dewe.