Salah satu gulma padi yang bisa dikonsumsi, selain berek (baca: enceng gondok) adalah gunda. Olahan masakan apa saja yang dapat dibuat dari tanaman gunda? Apakah kamu pernah masak gunda sebagai menu sarapan di rumah? Baiklah, kita bahas bersama.
Pasca menanam padi, para petani tentu melakukan perawatan. Kontrol hama. Mengawasi pertumbuhan gulma. Sesekali memupuk tanaman padi. Selama itu berlangsung, gulma padi yang kerap mengganggu perkembangan tanaman padi tumbuh beriringan. Apabila dibiarkan, hasil panen padi tidak optimal. Sebab, nutrisi tanaman padi dari unsur hara tanah harus dibagi menjadi dua, kepada padi dan tanaman gulma.
Namun, sadarkah kita. Salah satu gulma padi yang boleh dimakan, dikonsumsi oleh manusia adalah gunda. Gulma padi kedua setelah enceng gondok yang juga dapat disantap.
Masyarakat Bali menyebut gunda sebagai gonda. Sedangkan masyarakat Jawa menamainya dengan sebutan gunda atau gundo. Lain hal bila dengan masyarakat Madura yang mematenkan nama gulma padi ini sebagai gundeh.
Keragaman nama tanaman yang indah. Begitupun, ragam budaya dari masyarakat Indonesia. Terutama, kuliner masakan nusantara.
Bagaimana cara mengonsumsi gunda? Apakah memberi manfaat pada tubuh kita?
Tanaman gunda memang disepelekan dalam bisnis sayuran Indonesia. Selain kelangkaan tanaman gunda, karena hanya tumbuh (tumbuhnya pun liar, karepe dewe) pada musim hujan dikala petani menanam padi. Namun, gunda mengandung begitu banyak nutrisi yang baik bagi tubuh kita. Sebelum itu, kita bahas masakan gunda dulu ya.
Akhirnya, saya olah jadi lalapan. Tapi tanpa ikan ataupun sayuran lainnya. Seratus persen gunda. Biasanya saya campur (baca: tambahkan) dengan kecambah atau enceng gondok. Ya karena sore hari, kalau dimasak besok pagi gunda bakal layu, tak segar.
Pertama, kita bersihkan gunda.