Bagaimana bila virus atau bakteri yang menyerang tubuh kita adalah jenis baru? Belum ada catatan sejarah medis mengenai penyakit yang kita derita. Sebagai contoh, virus SARS CoV-2 atau covid-19.
Solusinya. Menemukan vaksin.
Vaksin yang telah ditemukan akan disuntikan pada tubuh manusia sehat. Segar bugar. Supaya daya imun kita lebih kuat membentengi diri dari paparan virus dan bakteri. Sehingga keuntungan vaksinasi, baik covid maupun vaksin lainnya bakal menjadi pencegahan dini atas suatu penyakit.
Kedua, kita menjadi penyelamat kemusnahan massal (baca: kemusnahan peradaban manusia).
Artinya, kita memutus rantai penyakit sehingga tidak tertular kepada generasi penerus. Bukankah bumi terlalu indah bila ditinggalkan?
Maka dari itu, menerima vaksin adalah tindakan beradab guna menyelamatkan keberlangsungan hidup manusia di muka bumi.
Vaksinasi covid yang dilakukan tahun ini menyasar para orang dewasa (usia produktif) dan lansia. Bukan tidak mungkin, vaksin covid diberikan kepada anak-anak sedari balita. Masih perlu penelitian lebih lanjut. Sebab, vaksin covid diprioritaskan bagi orang dewasa. Upaya ini dilakukan karena waktu yang singkat untuk secepatnya menemukan vaksin covid, agar tidak semakin menjangkit semua manusia. Mendesak dan dadakan.
Syukur vaksin covid telah ditemukan. Coba bayangkan bila terlambat setahun saja? Virus bakal jauh lebih kuat, karena bermutasi. Sama halnya dengan berita baru-baru ini tentang temuan virus covid jenis baru.
Yang perlu kita siapkan saat ini adalah kesiapan mental. Kita harus siap divaksin. Kita siap vaksin. Hanya itu.
Kita anggap vaksin covid layaknya imunisasi. Kita anggap pula diri kita masih bayi. Butuh asupan nutrisi dan kekebalan tubuh yang prima. Jadi, mau ya divaksin?
Selagi menanti giliran vaksinasi covid, sebab Indonesia luas dan penduduknya padat (270 juta jiwa). Kita diharapkan untuk terus menyosialisasi dan mengedukasi akan pentingnya vaksinasi covid bagi kemaslahatan bersama.
Bayu Samudra