Kemarau panjang sudah memasuki kalender cuaca Indonesia. September sebagai awal mula musim hujan ternyata belum menunjukkan tanda-tanda hujan. Faktanya sebagian besar wilayah Indonesia belum diguyur hujan.
Masalah lingkungan hidup di Indonesia dari ke tahun memgalami peningkatan dan menimbulkan berbagai macam dampak terhadap kehidupan masyarakat. Salah satu contoh adalah kebakaran hutan yang beberapa lalu sempat menjadi isu global.Â
Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia sangat memprihatinkan sebab hutan yang hijau itu rusak dan terbakar total sehingga perlu penanganan serius oleh pemerintah Indonesia dan masyarakat sekitar. Kebakaran hutan merupakan salah satu isu lingkungan hidup yang harus diprioritaskan dalam penanganannya.
Menurut KBBI edisi V pengertian lingkungan hidup adalah (1) kesatuan ruang dengan semua benda daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (2) berhubungan diluar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup seperti tumbuhan hewan dan manusia.
Salah satu lingkungan hidup adalah hutan. Hutan merupakan suatu kumpulan komunitas tanaman yang hidup bersama dalam satu siklus kehidupan yang terkandung banyak flora dan fauna di dalamnya. Hutan perlu dijaga kelestariannya agar turut menjaga keberlangsungan hidup flora dan fauna di dalamnya. Namun, akhir-akhir ini hutan menjadi sasaran kerusakan oleh para oknum-oknum tak bertanggungjawab melalui ilegal logging bahkan pembabatan habis hutan dengan cara pembakaran.
Kebakaran hutan adalah suatu isu lingkungan hidup yang sangat ramai dibicarakan karena disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Hal ini merupakan suatu kesalahan yang dilakukan oleh manusia karena menganggap hutan merupakan sumber ekonomi, sehingga terlalu memaksimalkan pemanfaatan hutan atau mengeksploitasi secara besar-besaran tanpa memperhatikan daya dukung dan daya lenting lingkungan hidup yang menciptakan keseimbangan alam.
Dengan adanya perilaku manusia tersebut maka alam/hutan dapat menimbulkan bencana di lain waktu seperti tanah longsor dan banjir, maka ditegaskan kembali bahwa penyebab kebakaran hutan adalah ulah manusia sendiri yang terlalu berambisi dalam mengeksploitasi kekayaan alam.
Bagaimana dampak sosial kebakaran hutan terhadap masyarakat?
Dampak yang pertama adalah kita akan kehilangan berbagai jenis flora dan fauna yang berada di dalam hutan sehingga anak cucu kita nanti tidak pernah dapat melihat keragaman hayati di masa yang akan datang.
Dampak yang kedua akan menimbulkan polusi udara yang menyebabkan berbagai penyakit terhadap kehidupan masyarakat seperti ISPA, sesak nafas dan gangguan pernafasan lainnya.
Dampak yang ketiga adalah menimbulkan bencana di lain waktu seperti banjir dan tanah longsor. Bencana banjir terjadi karena hutan yang seharusnya menjadi penopang dan penyimpan air hujan dalam tanah tidak mumpuni dalam membendung datangnya air sehingga air meluap dan mengalir sangat deras terhadap aliran sungai yang menyebabkan kerusakan daerah aliran sungai dan menyebabkan banjir.Â
Selain itu akibat dari kerusakan hutan atau kebakaran hutan nantinya akan menyebabkan tanah longsor karena tanah-tanah yang memiliki banyak pohon yang sejatinya penopang pergerakan tanah menjadi hilang maka ketika musim penghujan tiba pergerakan tanah tersebut tidak dapat terhalang oleh akar-akar tanaman sehingga menyebabkan terjadinya longsor.
Selain menyebabkan ketiga dampak sosial tersebut masih ada lagi yang terakhir bahwa akibat dari kebakaran hutan dan polusi asap akan menimbulkan citra buruk terhadap suatu bangsa di mata bangsa lain karena tata kelola pemerintah Indonesia tidak bagus dalam mengelola kelestarian lingkungan hidup, sehingga wibawa dari suatu bangsa akan menurun akibat masalah dan isu lingkungan hidup tersebut.
Dengan banyaknya dampak tersebut maka dapat dikatakan bahwa kebakaran hutan adalah pemusnah peradaban manusia di era mendatang.
Mengapa kejadian ini terulang setiap tahun?Â
Paling utama adalah pengaruh cuaca. Indonesia berada pada iklim tropis yang membawa dampak sinar matahari begitu terik. Terkadang, siklus pergantian musim tidak terpat atau meleset satu dua bulan. Entah karena lapisan ozon yang semakin menganga lebar karena efek rumah kaca hingga dugaan tanda-tanda kehancuran zaman. Hal tersebut memengaruhi cuaca di Indonesia apalagi pada kawasan hutan. Daun yang meranggas, tanah yang panas, ilalang yang mulai kering mudah tersulut api. Apalagi, kecepatan angin sangat tinggi terlebih pada musim kemarau.
Hal ini disebabkan oleh perilaku dan budaya masyarakat sendiri yang kurang memperhatikan dan melestarikan lingkungan hidup atau mengabaikan arti pentingnya lingkungan sebagai penunjang kehidupan manusia. Â Maka kejadian ini terus berulang dan alasannya sama, memenuhi kebutuhan ekonomis.Â
Sangat miris sekali bahwa perilaku tersebut---perusakan lingkungan hidup---terus merambah dari tahun ke tahun karena disebabkan oleh pemerintah sebagai pengontrol atau pengawas telalu kendor dalam mengawasi kebijakannya. Hal ini dapat di ditopang dengan adanya program penanaman kembali atau reboisasi dan penindakan secara tegas atau pidana bagi para pelanggar.
Lantas solusi terbaik apa agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi?Â
Kasus kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor adalah membudayakan kepada anak-anak kita tentang pemahaman arti pentingnya lingkungan hidup sebagai penopang keberlangsungan dan eksistensi kehidupan manusia itu sendiri.
Seperti contoh tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini memang sepele jika kita lihat seorang anak yang membuang selembar sampah bungkus permen ke sungai, namun ketika berjuta-juta orang membuang sampah selembar bungkus permen ke sungai maka sungai itu akan tersumbat dan menjadi dangkal. Ketika musim penghujan menyebabkan aliran air akan meluap dan menyebabkan banjir (itu hanya untuk satu lembar bungkus permen).
Andaikata setiap orang membuang sampah ke sungai sebanyak satu ton per tahun maka bisa dibayangkan betapa rusaknya lingkungan akibat ulah manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, sangat penting penanaman rasa cinta terhadap lingkungan kepada anak-anak yang nantinya akan menjadi budaya ketika anak-anak kelak dewasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H