Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Sikap Memposisikan Diri dalam Kehidupan, Nomor 3 Sering Terlupakan

14 September 2020   19:47 Diperbarui: 20 Mei 2021   21:47 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keputusan apapun harus diterima dengan ikhlas, tak perlu disesali bilamana telah menjadi pilihan (foto Pinky Ayu Rama D)

Dengan bersyukur kita mikir, masih ada orang yang tidak seberuntung kita di luar sana. Kita jangan mendongak ke atas tapi pandanglah ke bawah sebab, kita menyadari Tuhan memberikan kecukupan atas hidup kita, ketimbang mereka yang jauh dari kata cukup. Begitu pun orang yang di bawah harus melihat orang yang ada di bawahnya. Itulah cara agar diri kita lebih bersyukur. 

Baca juga : Bersyukurlah Kita Mengalaminya

Memposisikan diri di tengah kehidupan nyata membuat kita gagal dalam menghadapi berbagai masalah. Dulu, kita diposisikan menjadi seorang pelajar yang patuh pada aturan sekolah dan hukum. Tapi, kini kita dituntut mengambil posisi yang harus dipegang teguh supaya kehidupan dapat berjalan dengan baik bersama hukum alam. 

Maka masalah yang datang harus ditangani dengan cepat dan tepat bukan mencari cara kembali ke masa lalu atau membandingkan kehidupan lampau yang sejatinya tingkat penyelesaian masalahnya pun berbeda. 

Dahulu belajar kini bekerja, dulu meminta uang kini memberi uang, kemarin hidup santai hari ini dikejar deadline. Hal ini terjadi karena kita berproses untuk maju. Jadi, tidak perlu kita berangan-angan kembali ke masa itu lagi, biarkan masa itu menjadi kenangan hidup untuk diceritakan di waktu mendatang. 

Hidup itu seperti mendaki tangga, ketika kita naik ke tingkat yang lebih tinggi kita tidak bisa kembali ke posisi semula. Itu aturan Tuhan dan seterusnya begitu tanpa revisi tiada perubahan. 

Cukup dijalani dengan kepala dingin, ikhlas, dan bersyukur sebab mengantarkan kita pada puncak kebahagiaan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun