Mereka para pengamen jalanan dan rumahan tak ingin hidup mengamen, tapi keadaan menuntutnya berbuat demikian. Mau melamar kerja kantoran ditolak karena tamatan SD. Mau ikut seleksi CPNS pun gagal karena pernah tersandung kasus kriminal. Kemauan yang berupa angan belaka.
Mereka para orang sok alim yang menjajakan ayat suci, bukanlah seorang ahli surga yang patut disantuni, disanjung, dan diagungkan. Mereka hanya lebih paham ketimbang para pengamen. Mereka lebih cerdas dan berpendidikan tinggi. Tapi, jalan hidup yang mereka tempuh salah kaprah.
Bukannya mencari pekerjaan yang layak, berperilaku jujur, dan bersifat amanah malah menjadi berandal agama, pengkhianat sejati, dan pembangkang ajaran Tuhan.Â
Maka dari itu, berlakulah adil terhadap pengamen dan pengamal. Tak perlu menjelek-jelekkan dan mengagung-agungkan di antara keduanya. Sebab, keduanya dan kita pun sama-sama pendosa dihadapan Tuhan. Biarkan Tuhan Yang Maha Adil menentukan kadar keimanan dan ketaqwaan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H