Menengok 1 Muharram atau 1 Suro tahun 1442 H.
Nah, sekarang pada tahun 1442 Hijriyah, hari naas itu jatuh pada Kamis dan Jumat. Saya bukan sedang jadi peramal. Bukan pula jadi dukun. Bukan pula mendahului kehendak Tuhan.Â
Masalah keselamatan adalah milik Tuhan. Tak ada satu pun umat yang mampu memberikan jawaban, kapan kita mati, kapan dunia ini berakhir, hanya milik Tuhan semesta alam keagungan dan rahasia kehidupan.
Bersandar pada kalender dan pedoman orang Jawa tersebut, maka suka tidak suka harus mengakui bahwa hari tersebut adalah hari naas. Maka, berhati-hatilah dalam bertindak dan berperilaku.
Selain itu, pada hari celaka tersebut perlu diingat bahwa masyarakat Jawa akan enggan melakukan berbagai macam kegiatan. Misalnya, membangun rumah, memperbaiki rumah, mengadakan acara hajatan, menetapkan sebagai hari pernikahan, proses tanam menanam, dan hal-hal kebaikan lainnya. Sebab, masyarakat Jawa percaya akan ada bahaya di hari tersebut. Entah menimpa siapa pun, pasti ada di penjuru Jawa.Â
Baca juga: Menulis tentang Angka 1 di Tanggal Satu
Saya pun tak mengerti tentang hukum alam atau hukum residu majapahit lalu. Ini hukum Tuhan semesta alam yang datang lebih awal dan diketahui masyarakat luas. Manusia pun mahir menerka kejadian masa depan.Â
Entalah, kita sama-sama menghamba, memuji, dan memohon pertolongan Tuhan semesta alam agar menjauhkan segala keburukan, kejahatan, kesusahan, dan kecelakaan terjadi pada diri kita.
Yang pasti, pada tahun baru islam atau tahun baru Hijriyah ini. Kita semua berharap kebaikan, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan selalu hadir dalam kehidupan kita sehari-hari.
Terlepas dari ada tidaknya hari naas itu, sebab kata motivator andalan saya Merry Riana, tidak ada hari baik namun selalu ada kebaikan di setiap harinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI