Jadi, peran aktif keluarga sebagai penyelenggara pendidikan informal sangat diharapkan dalam tumbuh kembang anak melalui permainan tradisional.
Permainan tradisional adalah barang atau alat yang digunakan untuk bermain oleh anak-anak bahkan orang dewasa dengan menggunakan bahan dari alam---tanah, batu, kayu, dan bambu---dan bahan sisa atau limbah. Contohnya ialah enggrang, gobak, bekel, pindan, cempyengan, dakon, bambu gila, petak umpat, layangan, cakaran, lompat tali, kreweng, tek teng beseh, beras opo ketan, kil satu kil dua, lalak butah, dan lain-lain.Â
Namun, kemajuan zaman ternyata membawa pengaruh terhadap eksistensi permainan tradisional tersebut. Sudah jarang ditemui seorang anak bermain permainan tradisional sebab telah digantikan oleh permainan digital akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.Â
Sejatinya permainan tradisional membawa dampak yang luar biasa terhadap tumbuh kembang anak, selain berinteraksi dengan teman sesama juga mengasah keterampilan otak anak dalam memainkan permainan tradisional.Â
Berikut adalah dampak permainan tradisional terhadap tumbuh kembang anak.
- Solidaritas antar teman
- Menumbuhkan sikap gotong royong atau kerja sama
- Berani berinteraksi dengan orang lain
- Mengasah keterampilan otak anak
- Melatih dalam berpikir dan mengingat
- Menumbuhkan ide atau imajinasi anak
- Melatih bersikap jujur, disiplin, dan tanggung jawab
- Mampu mengontrol emosi
- Menimbulkan rasa ceria terhadap psikologi anak
- Melatih anak untuk tanggap dan tangkas
- Mampu menyusun strategi
- Mampu menyelesaikan masalah sendiri
- Meningkatkan konsentrasi atau fokus anak
Mengingat banyaknya dampak permainan tradisional terhadap tumbuh kembang anak menandakan pentingnya pengenalan permainan tradisional pada anak sejak dini. Untuk itu perlu ditekankan bahwa peran aktif keluarga dalam memberi pendidikan pertama dan utama bagi anak melalui pengenalan permainan tradisional mampu menjadi motivator tumbuh kembang anak.
Kunci tumbuh kembang anak terletak pada keluarga. Keluarga sebagai pelaku pendidikan informal tentunya harus mampu memberikan pendidikan karakter bagi anak.Â
Sebagaimana penjelasan di atas salah satu bentuk pendidikan karakter yakni melalui pengenalan permainan tradisional. Lalu, bagaimana sikap keluarga untuk membangun motivasi terhadap tumbuh kembang anak melalui pengenalan permainan tradisional?Â
Menurut saya, beberapa sikap yang harus dilakukan oleh keluarga dalam memotivasi tumbuh kembang anak melalui permainan tradisional, antara lain.
1. Kreatif
Dibalik permainan tradisional yang sederhana dan kuno tersimpan suatu sikap kreatif terhadap tumbuh kembang anak. Hal ini jarang disadari oleh para orang tua sebagai pemberi pendidikan pertama pada anak. Sehingga mengesampingkan permainan tradisional dan mengalihkannya pada permainan digital akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.Â