Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Keluarga dalam Menghidupkan Permainan Tradisional di Era Digital bagi Tumbuh Kembang Anak

5 Agustus 2020   17:38 Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:41 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto anak bermain ular nyaplok (biem.co)

Melalui pendidikan informal diharapkan seorang anak mendapatkan pendidikan pertama dengan orang-orang terdekatnya. Pendidikan seperti apa? Pendidikan karakter,yang mana seorang anak diajarkan budi pekerti yang baik terhadap lingkungan, masyarakat, dan perannya dalam keluarga. 

Maka diperlukan peran aktif keluarga dalam memberikan pendidikan pada anak yang berbasis pendidikan karakter melalui pendidikan psikomotorik seperti pengenalan permainan tradisional.

Mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menghasilkan pendidikan berbasis digital dan mendorong terciptanya permainan elektronik.

Pendidikan informal terjadi dalam keluarga. Siapa keluarga itu? Yakni seorang ayah, seorang ibu, kakak, dan adik yang saling berhubungan dan berkaitan dari satu waktu ke waktu lainnya. 

Bagaimana mereka menjalankan sebuah keluarga? Sebenarnya membentuk keluarga berarti membentuk peran terhadap individu dengan individu lainnya yang mengemban tugas dan kewajiban dalam menjalankan keluarga. Salah satu peran terberat keluarga adalah memberikan pendidikan, lantas siapakah orang tersebut? Orang yang lebih tua dalam keluarga---ayah, ibu, dan kakak---dan mengerti akan pendidikan. 

Namun kebanyakan keluarga di Indonesia tidak menyadari akan peran ini, sebab mereka beranggapan bahwa pendidikan hanya didapat pada pendidikan formal yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. 

Anggapan ini  adalah anggapan yang salah karena pendidikan formal tidak mengajarkan semua aspek kehidupan dalam dunia pendidikan, sehingga dapat dikatakan pendidikan formal terbatas pada pendidikan umum. 

Salah satu bidang pendidikan yang tidak diajarkan bahkan tidak ada dalam pendidikan formal dan hanya diberikan pada pendidikan informal adalah pengenalan permainan tradisional. Meski saat ini kurikulum 2013 telah memberikannya tapi hanya sebatas bacaan belaka tanpa tindak lanjut seperti praktik.

Oleh sebab itu, peran pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan untuk menghidupkan permainan tradisional di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.


Kenapa harus permainan tradisional? Kebanyakan orang tua di Indonesia mengesampingkan pendidikan akan permainan tradisional sebab mereka beranggapan sudah habis masanya karena diterpa oleh permainan digital sebagai akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 

Pernahkah kita berpikir, bahwasanya alat-alat canggih hari ini adalah hasil dari permainan tradisional zaman dulu. Sebagai contoh (1) permainan kincir angin yang terbuat dari bambu kini diadopsi menjadi kincir angin pembangkit listrik (2) permainan telepon kaleng kini diadopsi menjadi ponsel pintar. Hal ini menyatakan dan membuktikan peranan penting permainan tradisional sebagai pendorong atas perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun