Hampir satu dasawarsa, saya mengenal pasangan Wibi dan Nurul. Perjumpaan saya dengan mereka dimulai sejak SMP. Bahkan teman-teman sealmamater menyatakan bahwa hubungan mereka telah lama dijalin di bangku kelas enam SD.
Sungguh kontak batik yang mantap diantara keduanya. Wibi dan Nurul.
Pada 2018 kalau tidak salah, pasangan Wibi dan Nurul melangsungkan pernikahan. Mengikat perasaan tulus nan suci pada kertas agama di hadapan Tuhan. Alhamdulillah, pertengahan 2019 mereka dikarunia seorang anak perempuan yang cantik jelita. Buah hati komitmen kesetiaan cinta Wibi dan Nurul.
Semasa SMP, mereka bukanlah pasangan ugal-ugalan, arogan, awut-awutan, bahkan raja nilai jeblok. Kebalikan dari itu semua. Mereka pasangan yang taat aturan, patuh hukum, dan menjaga betul agamanya. Mereka pun bukan siswa abal-abal atau kerennya siswa kaleng-kaleng bila dihantam nyaring bunyinya. Mereka terkenal cerdas dan berwawasan luas. Tak heran, mereka menduduki kelas unggulan tiga tahun berturut-turut. Bayangkan, bagaimana hebatnya mereka. Selamat pada Wibi dan Nurul.
Masa SMA pun, mereka di sekolahan yang sama. Sayangnya, saya tak lagi sehalaman dengan mereka. Saya menimba seuntai abjad di pelosok desa, sedangkan mereka meniti ilmu di kota. Untungnya ada teknologi. Melalui media sosial, saya masih bercanda tawa sekaligus memantau perkembangan tali kasih mereka.
Seiring bertambah usia, maka pola pemikiran pun semakin matang. Hal ini dibuktikan oleh pasangan Wibi dan Nurul pada masa putih abu-abu. Keseriusan belajar dengan ambisi saling memiliki tak membuat mereka pincang melangkah. Sikap saling mengerti, sikap saling percaya, dan sikap saling terbuka terus mereka tumbuh kembangkan. Akhirnya, Wibi dan Nurul mampu menuntaskan jejang pendidikan tingkat atasnya dengan sempurna. Prestasi membanggakan. Hubungan terjalin erat.
Hanya satu yaitu setia. Apa pun yang terjadi, baik suka maupun duka. Kita harus tetap setia pada pasangan. Sebab, perselisihan pasti ada benang merahnya. Tinggal kita cari keberadaannya dan masalah kelar.
Satu hal yang ingin mereka sampaikan. dengan tindakan semacam itu. Apa? Setia.
Coba pikir! Mana ada pasangan yang bertahan hingga 8 tahun dan hanya sebatas pacar. Itu pun dilakukan pada usia belia. Pada angka 12 tahun, mereka membangun fondasi setia yang kokoh. Pada ujungnya, tembuslah sudah.
Satu pintaku pada Tuhan, "Langgengkanlah hidup mereka. Wibi dan Nurul. Berikanlah kesehatan atas mereka dan lapangkan rezekinya. Tumbuhkan putra-putrinya sebagai penerus nusa bangsa."