Mohon tunggu...
Bayu Aldhino
Bayu Aldhino Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Binawisata yang pernah bersekolah di Man 1 Bandar Lampung, yang Hobi Menulis dan Skateboard

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik Sebagai Filosofi Hidup

25 Juni 2016   10:59 Diperbarui: 25 Juni 2016   11:09 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik seperti  yang banyak orang tahu umumnya adalah orang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat ia menetap, lalu kembali pulang ke tempat ia dilahirkan. Ya mudik atau pulang kampung (pulkam) ini sudah menjadi adat kebiasaan dari masyarakat menjelang hari-hari besar seperti yang menanti kita nanti hari kemenangan yang insya Allah Idul Fitri kita yang sesuai jadwal yaitu tanggal 6 juli 2016. 

Bagi yang memiliki kampung halaman untuk pulang dan berbagi cerita melepas rindu bersama-sama keluarga tentunya adalah momen yang sangat dinanti-nanti sekaligus bernostalgia dengan serpihan-serpihan memori yang masih melekat dipikiran, terkenang selalu bersama kerinduan yang bersahabat baik dengan kenangan itu sendiri. 

Lalu mengenai mudik ini yang saya diskusikan kemarin bersama-sama dikelas Binawisataku ada hal  menarik yang saya dapatkan banyak sekali akan pemahaman apa itu mudik ? seberapa penting mudik itu ? mudik sebagai filosofi hidup ? lalu dari manakah perasaan hangat yang dapat dirasakan orang lain mengenai pulang kampung bagi yang tidak mempunyai kampung halaman untuk mudik, kemanakah mereka mencari kalau ingin mendapatkan suasana mudik sesungguhnya.

Perjalanan mudik sendiripun beraneka ragam. Mulai dari alat transportasi pribadi atau umum yang digunakan, lamanya waktu mudik, hingga barang-barang yag dibawa untuk kebutuhan sekama perjalanan. Namun daripada itu semua ada satu hal pentimg yamg harus diutamakan selama perjalanan ke daerah atau tempat yang dituju sampai kembali lagi, yaitu keselamatan bagi kita yang melakukan perjalanan mudik. Karena tidak jarang terjadinya kecelakaan dalam arus mudik ataupun arus balik       


 Bagi anda yang ingin mudik menggunakan transportasi umum, sebaiknya jangan membawa barang barang berlebihan karena memungkinkan terjadi kejahatan yang tidak diinginkan. Berikut tips yang mungkin berguna jika diperhatikan pada saat mudik :
 1.         Fisik    harus sehat dan siap melakukan perjalanan     jauh
 2.         Persiapkan kelayakan  kendaraan
 3.         Bawalah barang seperlunya dan sesuai dengan kapasitas       kendaraan.
 4.         Saat mudik, untuk menghindari kelelahan, beristirahatlah dengan    cukup
 5.         Jangan memaksakan diri bila lelah atau          mengantuk
 6.         Disiplin dalam mengemudi dan patuhilah rambu-rambu lalu lintas
 7.         Hindari obat-obatan atau minuman    keras
 8.         Manfaatkan posko kesehatan yang     tersedia

 Jika semua hal tersebut diatas diperhatikan dengan baik, semoga mudik yang kita lakukan tetap aman, lancar dan efektif serta efisien.

            Seperti yang sudah banyak orang ketahui apa itu mudik, sudah saya bahas diatas kurang lebih ya perjalanan ia pulang untuk mencari lagi identitas dirinya yang tlah lama mulai terkikis karena kesibukan kota akan segala aktifitasnya, maka orang yang seperti ini jika diteruskan ia akan menjadi ‘Anonim’ manusia tanpa identitas diri yang jelas, tiada beridentitas. 

Hal ini yang membuat orang ingin kembali pulang lagi kekampung halamannya dan disana bisa melepas rindu ala anak perantau, menceritakan berbagai kisah pengalaman dikota kepada orang tua, bernostalgia sewaktu kecil kembali. Ini merupakan hal yang sangat efektif menemukan jati diri kembali lalu mengetahui siapa kita sebelum dan sesudah menjadi seperti ini. Tiada mudik yang lebih indah selain kekampung halaman bersama-sama keluarga berkumpul kembali.

            Bisa dibayangkan deh seberapa pentingnya mudik dan momen apa yang sudah kita tunggu-tunggu ya seperti solat Idul Fitri, mendapatkan THR, membagi-bagikan THR, saling memaafkan dengan keluarga dan para tetangga menjaga silahturahmi. Banyak momen untuk menostalgic kembali kenangan-kenangan indah dulu. 

Sebenarnya yang saya pikirkan dan selalu terbayang nyata mudik ini adalah kehidupan dimana masih mencari dan merajut kenangan-kenangan baru bersama tempat baru. Begitu pula dengan filosofi hidup yang saya kutip dari dosenku, bahwa hidup ini ibaratkan mudik masih mencari dan pindah ketempat satu ke yang lain hingga menemukan kenyamanan yang diinginkan, tetapi pada akhirnya sejauh apapun melangkah untuk mencari pengalaman ‘mudik’ yang pasti  ialah kembali kepada yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun