Mohon tunggu...
Bayu Angganugroho
Bayu Angganugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Penggerak Swadaya Masyarakat

Hobi memancing dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Horor

Ketemu Sahabat Karib

5 Februari 2024   09:00 Diperbarui: 5 Februari 2024   09:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Sudah lama aku hidup di Semarang Jawa Tengah untuk bekerja di sebuah instansi pemerintah. Aku menikmati perjalanan hidupku di sana ditemani oleh keluargaku. Suka duka mewarnai hidupku walau masih banyak cita-cita yang ingin aku capai.

Disini tidak banyak teman diluar teman kantor dan teman satu hobi yang aku kenal. Kehidupanku cenderung untuk mengulangi hari sebelumnya, bangun tidur lalu bekerja setelahnya pulang dan tidur. Bagi semua orang kehidupanku dianggap monoton, tetapi bagi diriku yang penting aku dapat menikmatinya.

Pada suatu hari datanglah sahabatku dari daerah asalku. Dia adalah Fatoni yang biasa dipanggil toni. Dia teman sekolah waktu SMA dulu. Kami sudah lama tidak bertemu karena setelah selesai sekolah kami terpisah dengan kepentingan masing-masing hingga akhirnya kami dapat berkontak kembali beberapa waktu yang lalu lewat telepon.

Dia sampai rumah menjelang maghrib dengan menaiki angkutan online. Setelah turun dari mobil toni lalu menuju kearahku yang menunggu di pinggir halaman. “Wih ton, tambah makmur saja.” Kataku padanya. Kulihat Toni datang dengan pakaian rapi dengan berjaket kulit dan bersepatu outdoor mencerminkan pekerjaannya selama ini. “ah biasa aja yu” katanya padaku. Setelah berjabat tangan dia kupersilahkan duduk. “Duduk ton, mau minum apakah ini? Tapi maaf di tempatku hanya ada teh.” Kataku sambil bercanda. Tak lama kemudian istriku keluar dari dalam rumah untuk menyuguhkan teh panas. “Minum dulu mas” kata istriku. “Ini istriku ton,” kataku pada toni. “Salam kenal mas toni,” kata istriku lalu masuk ke ruang dalam lagi.

“bagaimana kerjamu Ton?” tanyaku. “Biasa yu, aku masih harus mengangkut batu bara pakai tongkang dari pelabuhan ke kapal angkut. Jika tidak ya mengangkut pakai truk dari dalam ke dermaga.” Sahut toni. “sudah berapa lama?” kataku. “sudah 11 tahun ini tho. Sudah capek rasanya” Kata toni. “capek tapi uangnya banyak, sampai bisa beli macem-macem ga kaya aku” kataku lagi. “bagi orang lain gitu, tapi bagi yang menjalani beda rasanya Yu.” Katanya. Sorot matanya berubah ketika dia mengucapkan itu, ada rasa kepedihan yang dalam saat itu.

“apakah ada masalah ton?” tanyaku. Tidak seperti toni yang kukenal selama ini yang tegar dan terlihat bahagia, sosok yang ini lebih suram dari biasanya. “banyak masalah sebetulnya tetapi aku ga mau pertemuan kita ini malah jadi ajang curhat permasalahanku. Lebih baik ngomong yang lain saja.” Kata toni. Akhirnya kami bercerita tentang masa-masa sekolah yang lalu. Kebandelan dan kenakalan remaja yang biasa dilakukan oleh anak-anak masa itu.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.19 menit, dan toni pun pamit. “Aku pamit dulu ya, Yu. Ini aku ada sedikit uang jajan buat anakmu.” Katanya sambil menyodorkan sebuah amplop putih ke tanganku. “walah malah merepotkan kamu aja ton, terima kasih ya” kataku. Lalu toni beranjak pergi dengan menyewa ojek online lagi.

Anakku lalu menyusul keluar untuk melihat kepergian Toni temanku. “Ini nak kamu di kasih uang jajan sama om Toni teman ayah” kataku sambil memberikan amplop tadi ke anakku. Anakku lalu menerima dan membawa masuk ke dalam rumah untuk ditunjukkan kepada mamanya. Malam itu berlalu dengan begitu saja dan esok hari aku masuk kerja seperti biasa.

Sudah seminggu berlalu dari kedatangan toni, tiba-tiba aku menerima pesan terusan dari anwar yaitu teman sekolahku satu kelas. Isi pesan ini membuatku syok. Isi pesannya adalah “Telah meninggal dunia rekan kita Fatoni kelas IPS/2 tahun lulus 2002 dan jenazah akan dikebumikan pada tanggal 17 maret 2016 di pemakaman umum desa tritis dengan rumah duka adalah desa tritis rt 6 rw 4 kelurahan kalongan.” Aku tersentak kaget mendengar berita itu. Aku lalu buru-buru mengontak teman-teman semasa sma yang masih aku punyai kontaknya dan menanyakan kapan akan melayat.

Karena besok hari adalah hari libur maka aku bersama istri dan anak berencana untuk melayat sekaligus pulang desa untuk melihat kondisi rumah di desa. Kebetulan jarak antara rumah di desa dengan rumah Fatoni tidak terlalu jauh. Aku dan istriku datang takziah ke rumah fatoni setelah upacara pemakaman telah selesai. Aku bertemu dengan keluarganya, ini adalah pertama kali aku bertemu dengan istri toni. “maaf mbak kami adalah temannya mas toni waktu SMA. Kalau boleh tahu kapan mas toni meninggal?” tanyaku pada istrinya. “Mas Toni sebetulnya sudah hilang kontak semenjak beberapa waktu yang lalu. Kapal yang ditumpangi mas toni terbalik dan semua awak kapal menghilang.” Kata istrinya sambil sesengukan karena menahan tangis. “lho padahal suamimu pada satu minggu yang lalu baru saja berkunjung di rumah kami” kataku pada istrinya dengan kaget. “gak mungkin mas, mas toni pada waktu itu kapal mas toni sudah tenggelam dan kabar tentang itu sudah saya terima dari kantornya mas toni satu hari kemudian.” Kata istrinya menjelaskan. Istri fatoni menjelaskan kronologi peristiwa yang merenggut nyawa suaminya itu. “lantas yang datang ke rumah itu siapa?” kataku pada istriku. Lalu istriku berkata yang membuat aku lebih terkejut “Mas ingat ga waktu itu dapat amplop dari teman mu itu, setelah aku buka uangnya dalam keadaan basah mas seperti masuk kedalam air” kata istriku.

Deg jantungku berdegup kencang mendengar ucapan dari istriku. Temanku yang sebetulnya dulu tidak begitu akrab dengan diriku itu ketika menjelang akhir hanyatnya malah menyempatkan diri untuk datang ke rumahku. Hingga kini uang pemberian fatoni masih ku simpan sebagai kenang-kenangan bahwa temanku datang menjelang ajalnya. Entah yang datang siapa tetapi aku tetap meyakini bahwa temanku sendiri yang mendatangiku. Bulu kudukku selalu berdiri setiap mengingat peristiwa itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun