Melalui hangat pagi, Kasih,
tolong dongengkan aku, tentang embun.
Sampai aku lupa, bahwa aku sedang menantimu kembali
Pagi ialah yang mendahulu tuk mengecup rindumu pertama kali
Negeri di matamu,
adalah cahaya yang selalu kupagikan lewat puja-puja juga doa
Ingin kudahului pagi, bersegera menggenggam tangan harapmu,
menuju senja di waktu nanti
Pagi dan kepergian,
sepasang sedih yang membangunkanku lebih mula hari ini
Pagi: aku mencari sebuah musim yang hilang dari matamu, dengan segala puisi dan secangkir kopi
Telah terbit di ufuk matamu, bahagiamu yang selalu aku pagikan
Aku sedang rindu,
pada kerut di dahi yang berganti senyum di bibir ketika membaca tulisanku, tentangmu.
Sesederhana itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H