Di rumah inilah untuk pertama kalinya Minke bertemu dan jatuh cinta dengan Annelies Mellema yang merupakan Indo anak dari Nyai Ontosoroh.Â
Keluarga Nyai Ontosoroh digambarkan sebagai keluarga yang mempunyai kisah penuh tragedi mulai dari permusuhan dengan anak sulungnya, Robert Mellema hingga Herman Mellema sang kepala keluarga yang mati secara misterius.Â
Seiring berjalannya waktu Minke menjalin hubungan yang akrab dengan keluarga ini bahkan tinggal di rumah keluarga ini, namun keakrabannya  dibuntuti oleh konflik dan tragedi yang mulai bermunculan mengiringi kisah cinta Minke dengan Anellies.Â
Mulai dari Robert yang ingin membunuh Minke, desas desus masyarakat tentang Minke yang tinggal di rumah Nyai Ontosoroh hingga pada puncaknya, perjuangan Minke dan Nyai Ontosoroh melawan pengadilan putih.
Baca juga: Kajian Idealisme Objektif Novel "Bumi Manusia" Karya Pramoedya Ananta Toer
Review
Setelah selesai membaca novel ini, saya rasa ini merupakan karya sastra yang wajib dibaca setidaknya sekali seumur hidup. Jika menurut kalian novel roman hanya memiliki alur yang itu-itu saja, TIDAK dengan novel ini. Menurut saya hal yang lebih menonjol dari pada kisah cinta Minke-Annelies adalah kondisi sosial rakjat Indonesia pada masa kolonial.Â
Pram benar-benar membawa kita untuk menyelami kehidupan serta emosi dari setiap tokoh. Meskipun termasuk kategori fiksi sejarah, penggambaran era penjajahan Belanda-pun digambarkan sangat baik dan akurat oleh Pram seperti pembagian etnis beserta hak-haknya antara Eropa, Tionghoa, Indo, dan Pribumi.Â
Nasib pribumi yang dianggap rendah sering ditindas, dianggap tak terpelajar, hidup sebagai budak serta hak-nya yang seringkali tak terpenuhi. Tokoh Minke di sini sebagai satu dari beberapa pribumi yang terpelajar, namun malah bangga akan peradaban Eropa.Â
Seakan Pram meyampaikan pesan bahwa jangan sampai kita lupa akan siapa diri kita sebenarnya. Tak heran buku ini digadang-gadang sebagai buku yang membangkitkan jiwa nasionalisme pembaca melalui tragedi yang dialami para tokohnya.
Penokohan dalam novel ini begitu kuat, mulai karakter utama maupun pendukung. Menurut saya, karakter Nyai Ontosoroh bisa dibilang paling memorable dan bad ass.Â