Pengertian Gender dan Sejarah
Berbicara tentang kesetaraan gender, gender memiliki sejarah yang panjang. Yang diamana gender dahulu memiliki problemmatik yang sangat mendeskriminasi kaum perempuan.Â
Dahulu para kaum perempuan hanya sebatas sebagai pemuas kaum laki-laki. Gender sendiri adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan maskulinitas dan femininitas.Â
Karakeristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin, hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin, atau identitas gender. Sejarah gender adalah sub-bidang kajian sejarah dan gender yang melihat masa lalu dari perspektif gender.Â
Dalam banyak hal, kajian ini merupakan hasil dari sejarah perempuan. Disiplin penelitian ini mempertimbangkan dengan cara apa peristiwa-peristiwa bersejarah dan periodisasi berdampak pada perempuan secara berbeda dari laki-laki. Misalnya, dalam sebuah artikel berpengaruh pada 1977, "Did Women have a Renaissance?", Joan Kelly mempertanyakan apakah gagasan Renaisans relevan untuk perempuan.Â
Sejarawan gender juga tertarik pada bagaimana perbedaan gender dipersepsikan dan dikonfigurasi pada waktu dan tempat yang berbeda, biasanya dengan asumsi bahwa perbedaan tersebut dikonstruksi secara sosial.Â
Konstruksi sosial gender ini sepanjang waktu direpresentasikan sebagai perubahan dalam norma-norma perilaku yang diharapkan untuk mereka yang dilabeli laki-laki atau perempuan.Â
Mereka yang mempelajari sejarah gender mencatat perubahan norma ini serta manusia yang melakukannya dari waktu ke waktu, dan menafsirkan aspek perubahan tersebut mengenai iklim sosial/kultural/politik yang lebih luas.
Seiring berjalannya waktu deskriminasi pada ketidakadilan gender kaum perempuan mulai disadri oleh banyak pihak terutama kaum perempuan, yang dimana hal tersebut mendorong para kaum perempuan untuk berunjukrasa/demo besar-besaran yang dimana demo tersebut dikatakan sebagai geraka feminisme, demo yang menuntut hak kaum perempuan.Â
Gerakan feminisme dimulai sejak akhir abad ke-18 dan berkembang pesat sepanjang abad ke-20 yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak politik bagi perempuan. Kenapa muncul gerakan feminisme di Indonesia? Pengertian sederhana dari feminisme adalah ide atau pemikiran untuk melawan ketidakadilan yang menimpa perempuan.Â
Di Indonesia sendiri, gerakan feminisme lahir dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis sejarah perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, globalisasi, reformasi serta kehidupan religius masyarakat.Â
Di Indonesia, gerakan feminisme ini sudah terdengar sejak tahun 60-an, namun menjadi isu dalam pembangunan baru sekitar tahun 1970-an. Dan gerakan ini dapat dibagi dalam dua tahapan. Yang pertama adalah antara tahun 1975-1985. Pada masa, ini hampir semua LSM tidak menganggap masalah gender sebagai masalah penting. Â Yang kedua, diperlukan suatu pengkajian terhadap letak akar persoalan ketidakadilan gender di negara dan masyarakat. Gerakan feminisme di Indonesia adalah gerakan transformasi perempuan untuk menciptakan hubungan antar sesama manusia yang secara fundamental baru, lebih baik, dan lebih adil.Â
Gerakan feminisme bukanlah gerakan yang untuk menyerang laki-laki tetapi merupakan gerakan perlawanan terhadap sistem yang tidak adil dari sistem patriarki. Gerakan ini  guna untuk merebut hak-hak kaum perempuan sebagai makhluk sosial, bahwasanya kaum perempuan juga memiliki hak yang murni sebagai makhluk sosial.
Gender Dalam Dunia Industri Film
Dahulu dalam industri perfilman juga sering kali menggunakan kaum perempuan sebagai subjek public figure, yang dimana kaum perempuan dijadikan lebel minat untuk menarik konsumen, dengan cara menampilakan atau memerankan kaum perempuan dengan ditampilkan secara fulgar.Â
Entah dibagian poster ataupun bagian pemeranan film. hal ini sering kita jumpai di film pada umumnya. seperti film "Setan Budek, Rintihan Kuntilanak Perawan, danfilm 13 Cara Memanggil Setan", film dan cover tersebut menampilkan ketidakadilan gender yang sering kita jumpai dalam genre film horor.Â
Diluar film horor juga banyak sekali ketidak adilan dalam dunia industri perfilman antara lain ialah "7 hati 7 wanita 7 cinta, kartini 2017, dan Marlin si Pembunuh Si Pembunuh Dalam Empat Babak"film ini juga menampilkan ketidak adilan gender didalam alurnya.Â
Berbeda halnya dengan film horor yang lebih menampilkan sexsualitas, film cerita lebih nominan memerankan ketidakadilan gender dalam sebuah adegan contohnya film kartini, didalm film kartini ketidakadilan gender bisa dilihat dalam kekerasan yang ada dalam film tetapi film tersebut menggambarkan perjuangan kaum perempuan untuk merebut haknya sebagai makhluk sosial.
Kesimpulan
Seiring perkembangan zaman, gender mulai mengalami perubahan yang dimana prespektif atau polo pikir makhluk sosial mulai terbuka untuk menjujung kesetaraan gender.Â
Pada dasarnya makhluk sosial memilik hak masing-masing dalam pengambilan keputusan. tidak hanya kaum laki-laki yang memilik hak penting dalam mengambil keputusan atau juga kekuasaan, kaum perempuan juga memiliki hak untuk memilih dan mengambil keputusan. dalam era ini banyak kita jumpai film yang menjungjung kesetaraan gender antara lain ialah film "Ikatan Cinta" yang dimana filim ini menampilkan banyak sekali kesetaraan gender, salah satunya adalah memuliakan wanita, wanita dijadikan penguat atau suprort untuk kaum laki-laki.Â
Pada dasarnya Laki-laki taidak akan kuat ketika laki-laki tersebut tidak didukung oleh kaum perempuan. film-film yang memproritaskan kesetaraan gender sangatlah penting guna untuk menyetabilkan gender, hal ini juga sangat berdampak baik untuk kehidupan, dikarnakan kesetaraan gender sendiri bisa membuat kenyamanan dalam merubah sedut pandang patriarki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H