Mohon tunggu...
BAYU KRISTIAWAN
BAYU KRISTIAWAN Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Menjadi Fasilitor yang Baik Berdasarkan Nilai-nilai Olimpisme

8 November 2013   20:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

TUJUAN WORKSHOP :

Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswa sebagai calon Fasilitator dalam hal :


  • Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan/fasilitasipenanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.

  • Mampu mensosialisasi & memfasilitasi program penanaman nilai-nilaiOlimpisme secara efektif sesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar /fasilitasi yang tepat dan efektif

PENTINGNYA SALING MENGENAL :

Saling mengenal antar peserta sangat penting dalam proses penanaman nilai-nilai Olimpisme, karena :


  1. Keterbukaan akan mempermudah proses belajar
  2. Suasana informal  menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan lebih produktif
  3. Mengenal seseorang adalah bentuk dari penghargaaan terhadap orang lain

Teori/Konsep Belajar-Mengajar :


  • Pengertian belajar mengajar

Proses untuk mengubah perilaku, melalui aktifitas / kegiatan yang dapat menambah, mengubah,mengembangkan :PENGETAHUAN (Knowledge)


  1. KETRAMPILAN (Skill)
  2. SIKAP (Attitude)

  • Dua Konsep Dasar Dalam PendekatanBelajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta

a. PAEDAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak. Prinsipnya :

· Proses Belajar Mengajar dari Orang Tua (Guru) kepada Anak (Murid)

· Tujuan Proses Bersifat Mentransmisikan Pengetahuan

· Dititikberatkan pada Pengetahuan / Konsep / Teori (Knowledge), bukan kepada Ketrampilan (Skill) atau Sikap (Attitude)

· Hasil Pendidikan Sepenuhnya Tanggung Jawab Orang Tua / Guru

· Bantuan Guru Terhadap Murid Sangat Dominan, Mengingat Murid Dianggap Mempunyai Kepribadian yang Sangat Tergantung Kepada Pihak Lain

b. ANDRAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar . Prinsipnya :

Hasil Belajar : “Perubahan Perilaku Setelah Proses Belajar”

Prinsi belajar bagi orang dewasa adalah :

1. Belajar bila merasa “ perlu “

2. Belajar sambil bekerja

3. Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan

4. Menghubungkan materi dengan pengalamannya

5. Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif (pendekatan simulasi)

6. Tertarik billa materi menarik (dituntut optimalisasi media belajar yang optimal)

Terminologi :

Paid : Anak

Andr : Orang Dewasa

Agogos : Membimbing / Memimpin


  • Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar - Mengajar Berdasarkan Prosesnya


a)    CONCEPTUAL LEARNING: lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan

b)   EXPERIENTIAL LEARNING: lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi), dengan harapan materi pelajaran yang diberikan dapat segera di pahami dan di terapkan dalam kehidupan sehari hari

Peran Fasilitator dalam Belajar-Mengajar :

1. Makna dan peran Fasilitator

Dalam konteks belajar-mengajar menggunakan metode/fasilitasisimulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar

Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, serta MEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.

2. Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri


  • Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)
  • Menciptakan iklim belajar-mengajar
  • Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
  • Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar
  • Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya
  • Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan
  • Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain
  • Optimis dan punya itikad baik
  • Terbuka “Open mind”


3. Metode lainnya yang sebaiknya dikuasi seorang fasilitator

· Metode & Teknik Coaching

· Metode & Teknik Counselling

· Metode & Teknik Presentasi

Tahapan Proses Fasilitasi dan Penerapan Model Bloom (4 F) :

1. TAHAPAN PROSES FASILITASI

· Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi

Catatan : Bukan menjelaskantujuan/poin belajar

· Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.

Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (miss: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)

2. Penerapan Model Bloom

Prinsip fasilitasi adalah proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan pemahaman / merefleksikan apa yang dilakukannya selama simulasi.

Tugas seorang fasilitator (dikenal sebagai 4F) adalah :

1. FACT : Menggali dari peserta tentang apa yang telah dialaminya

2. FEELING: Menggali proses psikologis peserta selama simulasi

3. FINDING : Membimbing peserta untuk menemukan “makna” sebuah peristiwa / simulasi

4. FUTURE (What’s next ?) : Membimbing peserta untuk mempunyai komitmen dalam mengaplikasikan nilai positif yang didapatkannya di situasi nyata

BEBERAPA LARANGAN SAAT MENJADI FASILITATOR


  1. Melakukanpenilaianterhadapjawabanpesertaatauperilakupesertapadasaatkegiatan
  2. Menggunakankalimatsepertiini : Sebaiknyaanda……; Seharusnyaanda………
  3. Memberikanpetunjuksesuaikeinginanfasilitator
  4. Ikutmempermalukanpeserta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun