Aku yakin ini terdengar klise, tapi sepertinya belajar untuk tepat waktu hampir selalu menjadi pelajaran yang valid untuk kebanyakan orang Indonesia.
Bekerja sebagai pemagang senior bukan berarti membuat Ben menjadi lamban, sebaliknya dia sangat menghargai waktu. Dia bahkan menghidupkan beberapa alarm untuk memastikan tidak terlambat pergi bekerja.
Waktu sangat berharga di dunia kerja, maka dari itu belajarlah untuk menghargai waktu saat kamu menjadi pemagang. Jangan sampai keterlambatanmu menjadi masalah untuk orang lain di tempat kerja.
Selalu Siap dan Sedia
Dalam salah satu scene Ben dihubungi oleh atasannya pada tengah malam, dia disuruh untuk menjemput sang CEO esok hari. Sebuah sikap siap sedia yang mengagumkan mengingat dia sedang tertidur pulas namun masih tetap bisa mengangkat telfon.
Di beberapa scene Ben juga tidak segan untuk membantu orang-orang di tempat kerja yang butuh bantuan. Dia bahkan merapikan meja berisi tumpukan barang yang tidak dipedulikan orang-orang.
Sikap siap dan sedia membantu kamu untuk lebih dicintai oleh orang-orang di tempat kerja. Namun ingat untuk tidak menjadikan sikap seperti itu sebagai alat pencitraan, bersikaplah sewajarnya karena orang-orang akan mampu menilai apa yang kamu lakukan.
Mampu Beradaptasi
Dunia kerja penuh dengan teka-teki, berbagai situasi dapat berganti hanya dalam hitungan jam. Ketika situasi bahagia berubah menjadi bencana saat itulah kemampuan beradaptasi sangat diperlukan.
Begitu pula yang terjadi pada Ben, dengan pengalaman hidup yang banyak dia mampu beradaptasi dengan situasi krisis yang terjadi di perusahaannya. Bahkan dia turut membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh bosnya.
Itulah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari film The Intern. Sebetulnya masih banyak pelajaran yang bisa dipetik, tapi aku rasa lebih baik kamu sendiri yang menontonnya secara langsung.