Sambil menyiapkan motor dari parkiran aku tawari nisa beberapa makanan untuk saudaranya, "Sebelum berangkat ada yang kamu pengen beli ngga buat saudaramu di kosan?". Nisa menolaknya dengan halus, mungkin dia sudah menebak kalo aku yang akan membayarkan lagi makanannya.
Sesaat sebelum pulang, aku baru sadar kalo nisa tidak memakai jaket. Sial aku lupa kalo kami akan pulang malam, tak kuperingatkan dia untuk memakai jaket. tanpa pikir panjang, dengan menurunkan resleting jaketku, aku mulai melepaskan jaket untuk memberikannya ke nisa yang sudah mulai menggigil.
"Ini, pake jaketku!" Pintaku.
"Ehh ngga usah, nanti kamu kedinginan."
"Udah pake aja, kamu yang udah jelas-jelas kedinginan." Paksaku. Dengan ragu-ragu dia mulai memakai jaket adidas merahku.
Sepanjang jalan terasa canggung, terlebih untukku yang juga kedinginan terkena hembusan angin. Tapi, sepanjang jalan juga aku merasa sangat bersyukur dengan apa yang aku alami dalam beberapa jam ini bersama nisa, walau dia tak lebih dari sekadar teman dekatku, tapi dia memberikan pengalaman-pengalaman yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Sebuah pengalaman yang selama ini ingin aku rasakan. Terimakasih tuhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H