Wisnu Prasetya Utomo, dosen dan pengamat komunikasi, menekankan tindakan PSSI yang menyediakan wadah untuk Coach Indra Sjafri memberi klarifikasi sebagai tindakan menceburkan diri ke dalam konflik, alih-alih menjadi penengah. Integritas organisasi menjadi dipertanyakan.
"Tidak melanggar etika. Namun, perlu diketahui, etika situs web organisasi dan milik pribadi tentu berbeda. Kontennya memang aneh dan tidak jelas, khas web-web pemerintah. Cuma, yang namanya web pemerintah memang isinya suka-suka lembaga dan kepentingannya. Tapi hal ini menunjukkan kalau PSSI gagal menunjukkan prioritas yang jelas dan malah terjebak sekaligus menjadi corong konflik," tegas Wisnu.Â
Sementara itu, pengamat sepak bola Akmal Marhali mengatakan bahwa kisruh yang terjadi antara PSSI dan Shin Tae-yong ini karena masalah yang terlalu diumbar ke publik.
"Masalahnya ada di problem internal yang diangkat ke publik. Sebaiknya, setiap permasalahan internal, baik atau buruk, harusnya tidak dijadikan konsumsi publik," kata Akmal.
Bagaimanapun, nasi sudah menjadi bubur. Publik sudah terlanjur mengetahui apa yang sudah terjadi dan hal itu membuat rasa antipati terhadap PSSI semakin meluas. Menarik melihat bagaimana cara PSSI menyelesaikan permasalahan ini, apakah akan berakhir seperti kasus-kasus sebelumnya, berakhir dengan pemecatan pelatih??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H