"Apa kamu tak cinta Ajie?"
Winne menggeleng sedih.
"Tampan, sopan, kaya, guru muda, dari kota. Benar kamu tak cinta?"
Jawaban Winne masih gelengan kepala.
"Seandainya Ajie jadi bupati? Gubernur? Pejabat tinggi? Menteri? Presiden?"
"Aku akan tetap mencintai Dias."
Bu Isyah terhenyak. Guci yang dipegangnya nyaris terlepas: "Dias? Tukang kecap?"
Winne menunduk. Sakit hatinya. Mengapa kalimat 'Dias tukang kecap' selalu diucapkan dengan nada serendah itu?
"Jangan melupakan status, anakku. Abah mantan kepala desa, dihormati, disegani. Jika kamu punya suami orang mapan, itu akan menjaga martabat keluarga."
Winne mengeluh: "Bu, aku ingin dilahirkan dari keluarga biasa."
Bu Isyah terpekik: "WINNE! Jangan bicara sembarangan. Bisa kualat!”