Oleh: Batsyeba N. Panggabean.Â
Fakultas Pertanian 2017Â
Universitas Bengkulu
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Manusia mengolah sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Seiring berjalannya waktu cara pengolahan sumber daya alam semakin canggih. Kebutuhan hidup yang tidak pernah lepas dari manusia mencakup pada bidang pertanian. Manusia secara khusus yang berperan sebagai petani dituntut untuk menghasil produk pertanian yang berlimpah. Teknologi yang semakin canggih dipadukan dengan proses- proses pertanian agar menghasilkan produk yang lebih bagus atau istilah yang sekarang ini disebut sebagai produk millenial.
Teknologi yang semakin canggih menghadirkan suatu karya pada bidang pertanian, yaitu Bioteknologi Pertanian. Bioteknologi pertanian hadir sebagai suatu peluang kemudahan bagi para petani ataupun ilmuwan pertanian untuk menciptakan produk- produk penunjang dalam kegiatan pertanian. Bioteknologi pertanian adalah metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme untuk menghasilkan produk baru agar bermanfaat untuk manusia. Produk-produk bioteknologi pertanian sudah banyak beredar agar dapat diperoleh  dengan mudah. Dengan adanya bioteknologi pertanian, para petani dapat membuat pupuk organik yang dapat meningkat kesuburan lahan yang digunakan dalam kegiatan bertani.
Pupuk organik diberikan pada saat budidaya tanaman sebagai bagian dari perawatan tanaman. Kegiatan ini merupakan kegiatan penting dalam teknik budidaya tanaman. Kegiatan ini disebut pemupukan, dimana pada kegiatan ini adalah memberikan unsur hara kedalam tanah agar dapat digunakan tanaman untuk memenuhi ketersediaan makanannya untuk tumbuh dan berkembang dengan baik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi atau substansi organik yang mempunyai kandungan hara sesuai kebutuhan tanaman. Pemanfaatan pupuk organik yang lebih mudah didapat dan lebih terjangkau harganya karena dapat diproduksi sendiri. Pupuk organik mampu menyediakan ketersediaan makanan bagi mikroorganisme didalam tanah.
Mikroorganisme yang dalam tanah akan mengakibatkan kesuburan tanah terjaga dan kelayakan bagi tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari bahan- bahan yang disekitar kita. Apalagi jika tinggal di daerah yang masih memiliki nuansa hijau. Pupuk organik dapat  mengubah suatu hal yang tidak bernilai menjadi bernilai dengan bantuan ilmu bioteknologi pertanian.
Salah satu prospek yang dapat dijadikan pupuk organik adalah limbah yang disekitar  kita. Limbah yang bersumber dari sisa tanaman yang kita usahakan dapat kita jadikan pupuk organic berupa kompos. Limbah pertanian yang saat ini masih jarang dimanfaatkan oleh petani adalah bonggol pisang. Tanaman pisang adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia.
Tanaman buah yang satu ini banyak diminati oleh banyak orang, sehingga akan selalu ada. Saat buahnya dipanen kerap kali orang hanya akan mengambil buahnya saja dan ada juga yang memanfaatkan daunnya.
Buah pisang yang telah dipanen akan meninggalkan limbah berupa bonggol batang pisang. Batang pisang merupakan limbah dari tanaman pisang yang hanya dapat berbuah satu kali, sehingga batang pisang hanya akan menjadi limbah yang menumpuk karena pemanfataannya masih belum optimal.
Bonggol pisang ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap, mengandung karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral- mineral penting. Bonggol pisang mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein 4,35% dan mengandung mikrobia pengurai bahan organik.Â
Susunan kimiawi dalam batang pisang meliputi protein 4,77%, bahan kering 30,85%, bahan organik 76,76%, kecernaan bahan kering 46,53%, kecernaan bahan organik 43,91%, pH cairan 6,74%, bau 1,40%, warna 1,50%, jamur 1,00%, tekstur 1,0%, dan kadar abu batang pisang sebanyak 25,12%. Oleh karena itu, limbah batang pisang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik.
Bonggol pisang selain sebagai bahan organik kompos, juga dapat bermanfaat  sebagai media tanam pada pekarangan. Penggunaan bonggol pisang sebagai media tanam sayur- sayuran pada pekarangan akan memberikan nilai estetika yang lebih.
Batang pisang yang lebih cocok untuk dijadikan sebagai media tanam adalah batang pisang yang mePembuatannya cukup mudah tidak membutuhkan alat yang sulit diperoleh. Hanya perlu membuat  lobang pada batang pisang
- Rumusan Masalah
- Bagaimana mengolah bonggol pisang menjadi bahan organik?
- ManfaatÂ
- Untuk mengetahui proses pembuatan Kompos bonggol pisang
BAB II METODOLOGI
2.1. Alat  dan Bahan
- Alat: Parang, Drum besar, karung sebagai alas, tali  rafia dan plastik  transparan.
- Bahan : EM-4, gula merah secukupnya.
2.2. Prosedur Kerja
- Menyiapkan bonggol maupun batang pisang yang sudah selesai dipanen.
- Memotong bonggol dan batang pisang menggunakan parang. Semakin kecil potongannya akan semakin cepat terdekomposisi.
- Memasukkan hasil potongan bonggol pisang kedalam drum  besar yang telah dibersihkan terlebih dahhulu.
- Setelah semua potongan dimasukkan, selanjutnya diberikan larutan EM-4 dan diberikan larutan gula.Â
- Kemudian semua bahan- bahan diaduk secara merata.
- Bahan yang sudah tercampur ditutup dengan plastik transparan dan dibiarkan hingga 2 minggu.
2.3. Prosedur kerja dalam pembuatan media tanam sayuran dipekarang.
- Batang pisang  yang dipilih adalah batang pisang yang memiliki diameter batang yang lumayan besar.
- Membuat lobang tanam pada  batang pisang dengan menggunakan parang ataupun alat lain yang dapat membuat lobang tanam.
- Kemudian batang pisang disusun serapi mungkin sesuai dengan tapak pekarang yang ada.
- Memberikan media tanam kedalam setiap lobang yang sudah dibuat. Media tanam bisa juga menggunakan kompos bonggol pisang yang sudah jadi dan mencampurnya dengan tanah ataupun pasir.
- Memasuk benih sayur seperti sayur sawi, selada dan sebagainya disesuaikan dengan batang pisang yang digunakan.
- Merawat tanaman hingga tanaman dapat dan setelah dipanen media ini jika masih layak digunakan dapat kembali ditanam.
- BAB III Â HASIL DAN PEMBAHASAN
- BAB IV PENUTUP
Bioteknologi pertanian adalah penggunaan organisme hidup untuk menghasilkan produk baru agar bermanfaat untuk manusia. Salah satu produk bioteknologi pertanian adalah bio-dekomposer seperti produk yang dikenal dengan merek dagang EM-4.
Produk ini dimanfaatkan untuk mempercepat proses penguraian limbah-limbah organik segar pertanian menjadi kompos yang siap diaplikasikan ke dalam tanah hingga sesuai. Pemberian EM-4 pada bonggol pisang akan menguraikannya menjadi kompos yang dapat diberikan pada tanaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI