Mohon tunggu...
Bato Kapua
Bato Kapua Mohon Tunggu... Musisi - Pelaku Kegiatan Sosial

Melakukan sesuatu jauh lebih baik daripada menunggu sesuatu terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ahok, Kutuk Berubah Jadi Berkat

18 Februari 2020   08:36 Diperbarui: 19 Februari 2020   02:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salam Indonesia Merdeka.

Setelah sekian lama tidak aktiv di blog Kompasiana, melalui tulisan ini  saya memulai kembali menuangkan isi hati dan rasa jiwa lewat tulisan di Kompasiana.

Ada dua hal yang sangat menarik minat netizen dalam dua hari terakhir yakni survey tentang rasa puas masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi yang mana menyingggung tentang keadaan penanganan banjir di DKI Jakarta dan yang kedua adalah mengenai peluncuran bukuan AHOK.

Dalam acara peluncuran buku Ahok yang berjudul : Panggil Aku BTP yang dihadiri berbagai kalangan bahkan menyita begitu banyak perhatian baik dari pihak penggemar maupun dari pihak pembenci Ahok ini, terungkap beberapa hal menarik. Dan yang ingin saya kemukakan melalui tulisan ini adalah tentang bagaimana keyakinan seorang Ahok yang beriman Kristen dalam menghadapi semua yang terjadi dalam hidupnya.

Ahok merupakan seorang penganut Kristen atau pengikut ajaran Yesus Kristus yang konservativ sekalipun banyak yang skeptis terhadap perilaku Ahok yang dianggap kasar, tidak mampu menahan kata-kata, dll. 

Apapun itu, dalam ajaran Kristen yang terutama adalah proses seseorang berubah dari perbuatan dan perilakunya yang lama menjadi manusia baru. Itulah sebabnya Ahok yang merupakan nama yang sangat melekat dalam dirinya, ia coba rubah dengan nilai yang baru yakni: Panggil Aku BTP.

Salah satu ajaran Kristen yang sangat dipegang Ahok adalah  sebuah kutipan ayat alkitab: R0ma 12:19  Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 

Ahok tahu persis bahwa kekuatannya tidak akan mampu menahan bahkan melawan setiap gempuran atau serangan dari pihak-pihak yang benci dan bangkit memerangi dirinya. Ahok tidak punya kubuh, ahok adalah minoritas suku-agama. Satu-satunya yang memberikan harapan kepadanya hanyalah Berharap dan Bersandar kepada TUHAN YESUS KRISTUS semata. 

Itulah yang mendasari keyakinannya untuk tidak menuntut banding atas semua putusan bersalah yang dijatuhkan pihak hakim pengadilan dunia kepadanya. Ia yakin bahwa pengadilan TUHAN berada diatas segala kedaulatan dunia dan akan tiba masanya TUHAN akan menyatakan keadilan-NYA kepada semua orang, termasuk dirinya sendiria.

Kembali ke judul tulisan ini, bagaimana TUHAN mengubah Kutuk menjadi Berkat bagi AHOK? Kita tahu bahwa peristiwa yang menimpa Ahok dimulai dari pidatonya di Pulau seribu, 30 September 2016 yang lalu. Isi pidatonya itulah yang dijadikan aduan oleh sekelompok orang yang berniat menjadikan Ahok sebagai pesakitan hukum. 

Dan akhirnya niat mereka terkabul dengan diperhadapkannya Ahok ke pengadilan dengan putusan: "Menyatakan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan penodaan agama," kata hakim ketua Dwiarso Budi Santiarto membacakan amar putusan dalam sidang Ahok di auditorium Kementan, Jl RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun