Sektor pariwisata merupakan pengungkit serta pendorong lajunya perekonomian di wilayah Indonesia di luar Sektor pendidikan. Di dalam dunia pariwisata ada tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan demi mendukung keberlangsungan sebuah destinasi maupun desa wisata yang lazim disebut 3 A.Â
Yakni; Aksebilitas, akses dan fasilitas pendukung wisatawan menuju destinasi-desa wisata kemudian yang tidak kalah penting adalah Attraction, dan yang ke-tiga adalah Amenitas, merupakan fasilitas pendukung yang diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman selama berada di destinasi-desa wisata. Tiga hal tersebut harus diupayakan untuk diwujudkan terlebih dahulu jika ingin mengembangkan sebuah destinasi wisata maupun desa wisata.
Perkembangan desa sekarang menjadi salah satu skala prioritas dari pemerintah pusat, hal ini nampak dengan gelontoran dana desa yang diberikan. Desa perlahan-lahan sadar mulai berbenah akan potensi yang dimiliki. Ada banyak hal yang bisa dikembangkan oleh pemerintah desa melalui Dana Desa. Pertanyaannya adalah Bisakah desa/Kalurahan mengalokasikan dana desa untuk pengembangan destinasi wisata atau desa wisata? Hal ini yang perlu diketahui oleh pengelola desa/kalurahan dan perangkat desa terkait penggunaan dana desa untuk desa wisata.
Pemerintah Kalurahan Wukirsari memahami akan potensi yang dimiliki, baik itu potensi budaya, potensi alam, dan potensi potensi lainnya. Sehingga dana desa maupun Dana Keistimewaan dapat teralokasi tepat sesuai kebutuhan masing masing Sektor yang tentu saja menerapkan azaz skala priorotas.
Dengan adanya dana keistimewaan pendukung pendanaan pembangunan sektor pariwisata, mendorong, memicu, memacu dan memotivasi para pelaku pariwisata sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menuju tatanan ekosistem yang mandiri dan mensejahterakan.
Kalurahan Wukirsari yang terbagi dalam enam belas dusun dan masing masing dusun mempunyai potensi baik potensi alam yang indah, budaya dan ekraf dan layak dikembangkan sebagai obyek-destinasi wisata di luar desa wisata wukirsari sendiri yang sudah meraih predikat sebagai desa wisata berkelanjutan dan masuk dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) Kemenparekraf 2023. Ada banyak destinasi wisata di Kalurahan Wukirsari sebagai potensi penyangga Desa Wisata Wukirsari Tersebut. Salah satunya adalah Watu Gagak.
Namun, semu itu juga tak lepas dari dukungan pemerintah kalurahan yang selalu mengupayakan pendanannya baik dengan dana desa maupun Dana Keistimewaan tersebut.
Dais (Dana Keistimewaan) yang dialokasikan di destinasi wisata Watu Gagak melalui Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dari Dais tersebut terciptalah suasana yang indah, dengan infrastruktur yang cukup memadai. Â Ada panggung terbuka yang untuk sementara dimanfaatkan untuk pentas live music akustik yang cukup diminati halayak/wisatawan lokal (wilayah Bantul dan sekitarnya).
Ulu-ulu Kalurahan Wukirsari (Asnan Hidayat)  sebagai motor  penggerak laju dan tumbuh kembangnya destinasi wisata Watu gagak menuturkan bahwa dais tersebut telah dirasakan dampaknya. Terutama dampak ekonominya. ..." Banyak manfaat yang dirasakan masyarakat dengan adanya pengembangan Wisata Bukit Watu Gagak dari Danais. Yang pertama tentu saja dari segi ekonomi, setelah dikembangkannya Bukit Watu Gagak menjadi destinasi wisata, banyak pengunjung yang datang, ekonomipun berputar, muncul pedagang, tukang parkir, umkm, juga pengelola dari masyarakat sekitar yang tentu saja menambah pendapatan.Â
Disamping itu Bukit Watu Gagak juga menjadi sarana rekreasi, olahraga yang tentu saja murah dan mudah bagi masyarakat sekitar. Danais memang migunani, murakabi lan mrantasi.
Sementara itu Junaidi - Ketua Pengelola destinasi wisata Watu Gagak berharap dari fasilitasi dais ini dapat mempercepat pengembangan destinasi wisata Watu Gagak dan ide bagi masyarakat dalam mengembangkan potensi alam dan budaya untuk pengembangan wisata dalam konteks pemberdayaan masyarakat di wilayah Rt 04 dusun SIngorasen, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
 "Adanya danais mempercepat  dan memperingan dari segi biaya proses pembuatan destinasi wisata di Watu Gagak meskipun belum sempurna  maka pengelola harus swadaya dalam bentuk apapun untuk menambahi kekurangannya" tandasnya.
Memang kondisi wisata Watu Gagak masih perlu banyak ditingkatkan performanya, karena di samping baru berjalan satu tahun dari awal dibangunnya wisata Watu Gagak ini dan pengelolanya juga baru semua juga keterbatasan dari pendanaan.  "Untuk itu perlu danais yang berkesinambungan. Agar benar benar  dapat terwujud  dalam bentuk destinasi wisata yang bisa menumbuhkan perekonomian di masyarakat" Junidi penuh harap
==============
Jazir Hamid : Ketua Pokdarwis Wukirsari