Sejak bergabung di Kompasiana beberapa bulan yang lalu Nama pertama yang saya tangkap adalah Tjiptadinata Effendi di antara beberapa deretan nama yang sampai saat ini masih setia terhadap Kompasiana. Karna seringnya nama itu muncul di beranda dan selalu memberikan vote terhadap tulisan-artikel saya, dan selalu menyapa dalam komentar tulisan tersebut dengan bahasa yang santun dan lembut.
Beliau sebagai sosok yang santun dan cerdas, baik hati dan rendah hati. Tjiptandinata Effendi begitu bahagia ketika bisa berbagi ilmu dengan orang lain. Ilmu apa saja, terutama ilmu bagi generasi muda yang ingin meraih kesuksesan.
Tak hanya itu, Tjiptadinata Effendi juga dinilai sebagai seseorang yang menginspirasi wargnet dan siapa saja yang mengenalnya.
Membaca tulisan tulisan pak Tjipta, "Bapaknya Kompasianer" di berbagai media merupakan siraman pencerahan yang penuh muatan kasih sayang, bahasanya menyejukkan hati dan mudah dicermati.
Seorang Motivator, dan exportir, dari menjadi buruh hingga "mburuhi" sekaligus penulis ratusan buku motivasi dan kisah hidup serta lainnya, dan kompasianer of the yeard 2014 yang selalu setia mendampingi kemanapun langkah seorang guru Matematika yang dari cinta monyet hingga akhirnya menjadi cinta beneran "katanya".
Padahal pak Tjiptadinata Effendi selalu berpesan untuk menghindari istilah atau ungkapan "katanya". Asiaaaaaaaaaaaap
Kalau saya tidak salah mengira ira, bahwa beliau sudah begitu lama mewarnai beranda kompasiana. Tulisan pertamanya yang sempat saya tangkap kalau tidak salah adalah berjudul "Ayam berkokok diDenda 300 Dolar" yang dirilis tahun 2013.
Berarti sejak tahun tersebut kira kira pak Tjiptadinata Effendi meluangkan waktunya untuk warganet di Kompasiana.
Sejak saat itu, sampai hari ini tadi tanggal 4 Juli 2020 waktu jam 10:52 sudah terdapat sejumlah 4901 judul artkel yang mewarnai beranda kompasiana. Dari jumlah tersebut berstatus HL 518, dan merupakan artikel Pilihan sejumlah 3875. Dengan jumlah poin 208741. Luar biasa Pak Tjipta.
Hampir semua tulisan yang disajikan menyejukkan, atau paling tidak bisa memberi semangat dan inspirasi serta motivasi bagi para warganet. Tak ada satu tulisan yang mengandung provoksi maupun ujaran kebencian.
Bisa dilihat dari penampilanya, postingan postingan fotonya menunjukkan bahwa beliau sangat romantis, penuh kasih sayang dan kesetiaannya layak untuk kita yakini.
Jadi ingat pelajaran ketika masih sekolah dulu bahwa "lahir itu menunjukkan bathin" kalau guru saya bilang "Adlohiiru Yadullu 'alal Baathin"sehingga apa yang diperlihatkan pak Tjiptadinata patut diyakini sebagai cerminan hatinya.