Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

➡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PPDB 2020: Usia Jadi Kendala

29 Juni 2020   13:19 Diperbarui: 30 Juni 2020   14:37 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah maraknya permasalahan covid-19, PSBB Transisi sampai New Normal, marak pula pembahasan soal PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) menyoal dari penerapan jalur zonasi sampi batasan usia. Ini menjadi persoalan dan ramai dibincangkan oleh para wali calon siswa di berbagai daerah. Bahkan diwarnai dengan insiden "protes" dari beberapa orang tua-wali calon siswa di DKI. Jakarta kemaren.

Banyak yang mengeluhkan betapa upaya yang dilakukan oleh orang tua atau wali calon siswa untuk anaknya bisa mengikuti pendidikan dengan baik dan di lingkungan sekolah yang baik pula, baik dalam arti kuwalitas serta mutu sekolah, dari penerapan sitim pendidikannya sampai pengelolanya.

Orang tua telah mempersiapkan putra putrinya untuk bisa mendapatkan sekolah yang diidam idamkan dengan mengikutkan les sampai sore  atau belajar tambahan di luar sekolah agar nilai raportnya di setiap semester selalu baik dan bisa masuk sekolah Negeri, namun akhirnya kandaslah harapan tersebut lantaran adanya aturan yang dianggap tidak berfihak pada sebagian calon siswa dengan "dalih usia" padahal kebijakan PPDB zonasi dan sistem online, memastikan bahwa siswa di zona terdekat dengan sekolah pasti diterima.

Akan tetapi, jika domisili tempat tinggal jauh dari sekolah, sudah bisa dipastikan bahwa sangat kecil peluang untuk diterima meski nilainya jauh lebih tinggi dari mereka yang tinggalnya dekat dengan sekolah, apa lagi usianya berada di bawah mereka.

Hal tersebut bukan tidak mungkin kemudian akan membuat mental mereka down. Kenapa usia harus jadi syarat lanjut sekolah, kenapa bukan diukur dari rapot dan perjuangan yang dilakukan siswa selama ini...?

Barangkali benar apa yang dikatakan Kompasiner MAS SAM dalam tulisannya  yang berjudul "kalah umur, saatnya adu Prestasi"  beliau mengatakan: "jalur zonasi sudah berlalu. Yang tersedia di depan mata adalah jalur prestasi. Inilah peluang yang harus dimanfaatkan oleh para calon peserta didik yang mempunyai prestasi, baik prestasi akademik atau non akademik. Kuotanya cukup besar 20% dari daya tampung sekolah. Kriteria jalur prestasi akademik adalah nilai raport dari semester 1 sampai semester 5 dan nilai akreditasi sekolah. Sedangkan kriteria jalur prestasi non akademik adalah prestasi siswa yang dibuktikan dengan sertifikat suatu event tertentu" 

Namun, yang jadi persoalan adalah kebijakan tersebut tidaklah fair dan merugikan terhadap mereka yang layak diprioritaskan untuk menduduki bangku yang memang seharusnya mereka duduki. Bukan diduduki oleh mereka yang "bodoh dan lanjut usia". Ini kan ironis.

Jadi menurut saya, meskipun secara usia mereka "sudah udzur"  untuk tingkatan -jenjang pendidikan, apa lagi nilainya pas pasan, bahkan tidak cukup untuk bisa dikatakan layak diterima di sekolah terebut ya jangan diterima. Toh masih ada sekolah yang mau menampung mereka sesuai dengan jatahnya.

Oleh karenanya perlu adanya kesadaran dari semua fihak, baik orang tua wali maupun dinas terkait agar kekisruhan semacam ini tidak terjadi lagi di tahun tahun mendatang. sehingga proses PPDB bisa berjalan lancar tanpa harus terjadi demo dan protes protes yang dapat memperkeruh suasana hingar bingar keceriaan calon siswa untuk memasuki pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

Sekiranya memungkinkan menurut saya untuk mencover bagi calon siswa yang putus sekolah dan terdampak aturan usia maka perlu diberikan kuota khusus untuk menghindari lonjakan kuota zonasi, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dan tetap mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan di jenjang selanjutnya sesuai dengan waktu yang semestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun