New Normal merupakan salah satu alternatif pemerintah untuk memberi ruang gerak masayarakat yang telah beberapa bulan terpenjara oleh keadaan. Setidaknya ini bisa menjadi kelegaan untuk bernafas meski juga tidak selega ketika belum ada istilah #SocialDistancing.
Kebijakan ini juga berat dalam "membijakkan", yang tentu saja juga memakai langkah melihat, menimbang baru kemudian memutuskan.
Ahirnya salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan istilah New Normal untuk mengawali pola hidup sebelum benar benar normal dengan regulasinya supaya tetap memperhatikan dan mengikuti aturan protokoler kesehatan.
Jika tidak diterapkan kebijakan ini dihawatirkan keberlangsungan hidup masyarakat akan semakin lama posisi "terpenjara".
Itu yang pertama, kemudian yang kedua karna pemerintah sendiri tidak yakin kapan pandemi ini akan berahir, sementara belum ditemukan vaksin Covid-19. Kemudian sebagai upaya represif untuk menghidupkan kembali ruh ekonomi mayarakat maka kebijakan New Normal ini diterapkan.
Dasar pijakannya adalah adanya indikator pendukung dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Yaitu, tidak adanya penambahan penularan covid-19 di suatu wilayah, atau minimal 1 kasus selama dua minggu secara kontinyu. Kedua, tersedianya kapasitas fasilitas Hospital bed melebihi jumlah pasien yang positif covid-19,
Indikator kedua bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien saat New Normal sudah dimulai. Ketiga pengetesan secara masal perhari harus mencapai 3.500 orang, per 1 juta penduduk.
Jika kondisi masyarakat sudah dirasa kondhusif, kesehatannya sudah stabil dan tetap patuh pada aturan protokol kesehatan maka saya kira New Normal ini bisa dijalankan-diterapkan.
New Normal dan Herd Immunity
Kebijakan ini harus diimbangi dengan pengawasan melekat kepada mayarakat, dan mayarakat sendiri juga tidak boleh menyalahgunakan kesempatan, tidak berlaku semau gue, masa bodoh terhadap rambu protokoler kesehatan dan sebagaiya.
Sebab New Normal dimaksud sebagai langkah awal mengarah ke herd immunity, padahal ini ditentang banyak kalangan, oleh sebab itu perlu adanya pengawasan secara serius untuk mewujudkan cita cita New Normal. Diterapkannya new normal kemudian melupakan kewajibannya untuk tepo sliro, mengabaikan aturan pake masker, jaga jarak dan sebagainya ini sama saja merubah tatanan New Normal.
Jika ingin kondisinya cepat membaik maka perlu adanya kesedaran setiap individu untuk mengikuti semua protokoler dan aturan yang sudah ditetapkan. Interaksi intensif dan positif antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan saat sekarang, sehingga kebijakan New Normal tidak akan mengarah ke herd immunity.
Berbagai upaya dan langkah yang diambil untuk transisi menuju New Normal harus dipandu oleh protokol kesehatan secara maksimal. Begitu juga dengan kerjasama pemerintah dan masyarakat dengan pertimbangan ekonomi dan sosial.
Semoga segala bentuk kebijakan pemerintah dalam upaya melewati badai Covid-19 telah dipikirkan sebaik mungkin, sehingga Indonesia tetap dalam keadaan yang baik sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 dalam melindungi segenap bangsa Indonesia.
Masa New Normal bukan berarti bebas tanpa batas dan bukan berarti semuanya harus kembali kerja ke kantor seperti sebelum pandemi. Yang masih bisa dikerjakan di rumah sebaiknya dikondisikan dulu. Atau minimal ada pengurangan kehadiran ke kantor secara bergantian. Pada sektor pelayanan publik yang mengharuskan pekerjanya tetap masuk kerja perlu diatur jadwalnya, yang penting tidak menumpuk pada waktu yang bersamaan seperti saat saat ketika sebelum pandemi.
Perlu kesadaran semua pihak, pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menjunjung tinggi kekompakan saling menjaga dan saling mengingatkan agar penerapan new normal bisa tertib dan aman, tetap menjaga kesehatan dan melindungi diri masing masing dari bahaya ancaman Covid-19 dalam menjalanankan kehidupan ke depannya nanti.
Andaipun nantinya new normal benar benar diberlakukan di semua wilayah, semoga kita semua bisa mengindahkan protokol kesehatan Covid-19. Apapun keputusan dan kebijakan pemerintah, kita semua berharap, semoga memang itu yang terbaik untuk negeri ini.
Kita bersama pun harus mendukung kebijakan yang telah diperjuangkan pemerintah untuk negeri ini. Kita tetap berkhusnudlon bahwa langkah pemerintah adalah merupakan langkah yang mulia demi pulihnya kondisi dan kesehatan seluruh warga masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tak usahlah saling menyalahkan dan menghujat, tak usahlah saling merasa pintar, benar dan hebat. Tunjukkan saja bahwa kita bisa dan mampu bertahan dan menghindar dari pagebluk ini. Mari kita bersatu, rapatkan barisan kita memerangi Covid-19, semoga kita semua selalu sehat, kuat, dan pandemi ini segera berakhir. Indonesia melawan Covid-19, bersama kita bisa! "Tong Nyusahken!!"
Jazir Hamid: 13 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H