Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

âž¡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menengok Peninggalan Budaya Islam di Merangin Jambi

10 Juni 2020   23:31 Diperbarui: 10 Juni 2020   23:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu Slindrik. Sumber I Kebudayaan.kemendikbud.go.id

Kabupaten Merangin termasuk dalam wilayah Popinsi Jambi. Secara admistratif  Kabupaten tersebut sebelumnya menjadi satu dengan Kabupaten Sarolangun pra pemekaran wilayah bulan Oktober 1999.

Kabupaten Merangin berbatasan dengan Kabupaten Kerinci di bagian barat. Terletak pada ketinggian 100-1000 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai Kabupaten Merangin dapat ditempuh dengan jalan darat dari Jambi dengan jarak tempuh sekitar mpat sampai lima jam.

Terdapat peninggalan arkeologi dari masa Prasejarah dan Klasik. Berupa gua gua dan batu silindrik, sebuah batu panjang yang oleh masyarakat setempat disebut batu larung. 

Keberadaan batu tersebut di Desa Tanjung Kasri, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Sebutan batu ini memang berbeda-beda, misalnya batu bedil atau batu gong, diidentifikasi sebagai tinggalan zaman prasejarah, berdimensi panjang 456 cm, lebar pangkal 120 cm, tinggi pangkal 79 cm, lebar ujung 82 cm dan tinggi ujung 70 cm.

Batu ini menjadi kian menarik dengan adanya relief menyerupai manusia yang terdapat di pangkal dan ujung batu.Pada pangkal terdapat relief berupa manusia dalam posisi kaki kangkang, tangan kiri ke bawah memegang wadah, tangan kanan ke atas.

Pada ujung juga terdapat relief manusia dalam posisi kangkang, tangan kanan naik sebatas bahu memegang sebuah benda panjang, sedang tangan kiri dalam posisi naik sebatas kepala dengan memegang sebuah benda berbentuk panjang.

Jenis batuan terbuat dari batu andesit. Sedangkan tinggalan budaya klasik berupa struktur bangunan dari bata yang diduga merupakan bagian dari suatu candi dan temuan prasasti.

Hal mana menunjukkan telah adanya aktivitas sebelum masa Islam. Aktivtas manusia di sekitar rangkaian bukit barisan memang telah dimulai dari masa prasejarah. Hal ini bisa dilihat dari temuan tradisi megalitik di Sumatra Barat dan Kerinci (Jambi).

Untuk peninggalan dari masa klasik cenderung berada di dataran rendah yang terkonsentrasi di daerah sekitar aliran sungai Batanghari.

Namun tidak begitu banyak peninggalan yang ada, tidak seperti di daerah lain, seperti di Kabupaten Batanghari dan Muara Jambi.

Apa saja sebenarnya jenis tinggalan budaya Islam yang terdapat di Kabupaten Merangin dan bagaimana posisi tinggalan tersebut dalam perjalanan budaya dan sejarah di Merangin. 

Pertanyaan inlah yang barangkali perlu kita carikan jawabnya untuk mengetahui karakteristik tinggalan yang ada.

Di desa Muara Madras, Kabupaten Merangin terdapat tinggalan arkeologi Islam berupa naskah-naskah kuna, rumah adat (rumah Kuna), dan Masjid yang  posisinya saling berdekatan.

Masjid Rajo Taing So

Masjid ini terdapat di dusun Kampung Tengah, Desa Muara Madras. Yang terletak di sebelah barat sungai Madras. Konon masjid ini pernah ditelan banjir dan hanya tersisa satu tiang (soko guru). Masjid itu sampai sekarang masih ada setelah mengalami beberapa kali renovasi. Tiang yang berada di masjid tersebut merupakan setengah bagian dari tiang yang sesungguhnya dari aslinya dengan ukuran tinggi 16 meter.

Setengah bagian dari tiang yang lain terdapat di Masjid baru yang berlokasi di desa yang sama. Diberi nama Majid Rajo Tiang So dimaknai Masjid Bertiang Satu atau Tunggal.

Beberapa unsur bangunan masjid yang masih asli berupa tiang soko guru atau tiang utama. Bagian lain yang masih asli adalah bedug mempunyai ukuran panjang 125 cm dengan diameter 47 cm.

Rumah panggung dari  Kayu Medang

Selain masjid, ada juga rumah adat yang dibangun di atas tanah seluas 8 x 6 meter yang terletak di pinggir jalan raya Kabupaten, berjarak sekitar 400 meter di sebelah barat sungai Madras.

Satu satunya rumah adat yang sampai sekarang masih tegak berdiri di dusun Kampung Tengah tersebut.

Rumah panggung yang terbuat dari  kayu medang ini tidak menggunakan paku atau engsel besi,, namun menggunakan teknik tumpu dan teknik sambung kiat. Disangga 9 tiang  berbentuk bulat yang disusun tiga deret.

Masing masing tiang memiliki diameter antara 40-50 cm dengan ketinggian 157 cm yang bertumpu pada pada tapakan batu kali yang tampak stabil terhadap gangguan gempa.

Pada bagian atapnya dibuat dari sirap dilengkapi dengan lisplank yang diukir motif sulur dan bunga.

Rumah tersebut tidak tau secara pasti kapan didrikannya. Dan rumah itu pernah mendapatkan perhatian dari seorang Perancis pada tahun 1986 yang sedang mengadakan penelitian di daerah itu dengan memberikan donasi untuk perawatan.

Tinggalan lainnya adalah Alqur'an. 

Naskah Alqur'an yang merupakan warisan leluhurnya yag diturunkan kepada H. Muchtarudin di desa Muara Madras. Bersampul dari kulit binatang dijilid dengan rapi. Isi dalamnya menggunakan kertas putih kecoklatan buatan Cina.

Watermaks tidak ditemukan dalam kertas yang digunakan untuk menulis Alqu'an tersebut sehingga tidak bisa diketahui usia naskah tersebut berdasarkan watermaksnya.

Naskah ditulis menggunakan gaya tulisan naskhi dan Tsulasi dengan jenis tinta cina warna hitam dan merah. Setiap halaman berisi 13 baris yang tidak mengikuti garis penuntun.

 Naskah Piagam Pamucuk Kota Tapus Sungai Tenang

Berisi histografi tentang silsilah Sultan Ahmad Shah Sri Maharaja, seorang tokoh penyebar Islam. Kalimat awal pada naskah piagam tertulis             "pamucuk kota tapus sungai tenang sultan ahmad shah sultan maharaja". Kemudian diakhiri dengan kalimat "pamucuk ditekan rajanya di dalam balai..... duduk berimpit lutut tegak bersinggung bahu"

itulah beberapa peninggalan budaya Islam awal di Kabupaten Merangin. Sebenarnya masih banyak lagi peninggalan sejarah di Kabupaten Merangin Jambi yang mempunyai nilai ketinggian sejarah, dan menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten Merangin sejak zaman prasejarah telah memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi. 

Tak aneh jika kemudian Kabupaten Merangin memiliki potensi wisata sejarah yang dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata sejarah dengan daya tarik wisata yang sangat bernilai tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun