Wukirsari merupakan salah satu desa di Wilayah Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya kurang lebih 17 Km selatan kota yogyakarta. Karakteristik topografi Desa Wukirsai sebagian besar daerah perbukitan dengan kontur permukaan yang sedang. Suasana alam pedesaan berada di belakang Makam Sultan Agung ini dapat dirasakan keasriannya.
Desa wukirsari membawahi 16 dusun. Dari ke 16 dusun tersebut tiga diantaranya 90 % penduduk wanitanya berprofesi sebagai pengrajin batik Tulis. Yakni: dusun Giriloyo, dusun Cengkehan dan dusun Karangkulon yang secara kebetulan posisinya saling berdekatan sehingga bukan merupakan hal yang aneh jika kemudian Desa Wukirsari menjadi Sentra Kerajinan Batik Tulis terbesar di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogykarta yang dikelola dengan sangat baik oleh sebuah paguyuban yakni Paguyuban Batik Giriloyo.
Potensi budaya adiluhung yang demikian kemudian dikemaslah sebagai Desa Wisata. Di sini wisatawan dapat melihat proses pembuatan batik tulis yang dikerjakan oleh wanita wanita terampil dari ketiga dusun tersebut. Bukan itu saja, wisatawan juga bisa melihat produk batik tulis klasik berbagai motif tradisional hasil proses warna alam maupun warna sintetis yang didisplay di salah satu ruangan (Shoroom) milik Paguyuban Batik Giriloyo.
Selain wisatawan dalam negeri, beberapa wisatawan manca negara juga sering kali ditemui di desa ini. Wisatawan manca negara biasanya akan sangat antusias saat melihat pesona batik khas Jogja, bahkan sering kali mereka memborong batik dan belajar membatik di Desa Wisata tersebut.
Sejak dikembangkannya sentra batik tulis ini sebagai Desa Wisata beberapa tahun silam, menjadikan banyak lembaga maupun instansi ingin menjadi mitra untuk pengembangan usaha pariwisata atau pengembangan destinasi wisata di wilayahnya masing masing. Dan banyak pula yang ingin mengadakan study banding atau Study Tiru menurut istilahnya elite pemerintah atau birokrat.
Edu Wisata : Mengenal dan Belajar Membuat Batik
Menurut salah satu pengurus Desa Wisata Wukirsari Tyas Titi Soraya, S.Si, bahwa "Desa Wukirsari sebagai desa wisata memiliki misi atau impian bahwa desa wisata ini berbasis wisata budaya dan wisata alam. Dengan mengedapankan pemberdayaan masyarakat, konservasi dan pengembangan serta berorientasi kepada kepuasan pelanggan".
Dari konteks tersebut terlihat desa wisata ini memiliki komitmen untuk selalu menjaga kepuasan para wisatawan yang datang di desa wisata ini. Lebih lanjut Tyas menuturkan .."Salah satu yang dikemas sebagai wisata budaya adalah edu wisata Batik.
Untuk menarik wisatawan kemudian konsep ini menjadi konsep wisata edu atau belajar. Wisatawan yang datang diperkenalkan tentang batik, dari mengenal motif, cara pembuatan dan diajak untuk mengikuti paket belajar batik dengan durasi selama 2 jam".
Kalau pengrajin batik di Desa Wisata Wukirsari ini mengerjakan batik biasanya dikerjakan selama 2-3 bulan untuk menghasilkan satu buah karya tetapi wisatawan bisa membawa pulang karyanya seukuran sapu tangan atau sekitar 30 x 30 Cm hanya dalam waktu dua jam.
Barangkali paket edu wisata belajar batik ini menjadi salah satu yang menarik di sini, karna kalau dilihat dari grafik pengunjung-wisatawan yang terpampang di sekretariat Desa Wisata Wukirsari paling tinggi adalah di paket edu wisata yang rata tara per tahun mencapai 20-25 ribu wisatawan, bahkan lebih.
Jadi dapat kita lihat bagaimana trend wisatawan yang datang ke desa ini yang kemudian layak untuk dipertahankan dan terus dikembangkan karna hal ini penting dalam strategi pemasaran.
Membangun pengalaman pelanggan (customer experience). Pada tahap ini, pelanggan tidak sekadar memeroleh informasi maupun janji-janji seperti dalam dunia politik digunakan oleh para caleg dalam kampanyenya untuk menarik simpati massa, tapi pelanggan merasakan dan mengalami sendiri keterlibatan dengan produk maupun layanan dan jasa dari sebuah merek.
Logikanya, sesuatu yang menyentuh sisi pengalaman akan tertanam mendalam di hati orang. Pengalaman yang baik mendorong orang membagikanya kepada orang lain.
Apa yang ditawarkan oleh Desa Wisata Wukirsari nampaknya telah merebut hati wisatawan. Pengalamannya untuk ber-Edu wisata belajar batik merupakan pengalaman yang benar benar berkesan dan sangat menarik. Paling tidak dari sini bisa merasakan betapa susahnya membuat batik sehingga dari sini pula timbul sebuah rasa untuk menghargai sebuah karya seni kerajinan.
Bahkan setelah itu berani bilang bahwa Rp. 1.500.000 -- 3.000.000,- yang menempel di label harga batik yang dihasilakan oleh perajin batik di Desa Wisata Wukirsari itu sangat murah meskipun tidak membelinya.
Tetapi sepulangnya dari kegiatan ber-Edu Wisata belajar batik akan menunjukkan hasil karyanya kepada teman temannya , kepada saudara dan keluarganya bahwa "inilah karya saya".
Kabar menarik ini akan disambut oleh mereka dan suatu saat minta diantarkan untuk ber-Edu wisata belajar batik di Desa Wisata Wukirsari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H