Mohon tunggu...
Bathsheba Hai
Bathsheba Hai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Estiawan Nasution

Estiawan Nasution mengingatkan investor untuk memperhatikan pengelolaan risiko. Dalam mengejar keuntungan, potensi risiko tidak boleh diabaikan. Dengan membangun portofolio investasi yang diversifikasi, menetapkan titik stop-loss, dan meninjau strategi investasi secara berkala, investor dapat melindungi diri dari dampak negatif fluktuasi pasar sambil mengejar pertumbuhan kekayaan jangka panjang.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Estiawan Nasution: Tren Ekonomi Global dan Strategi Investasi

4 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 4 Juni 2024   18:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Baru-baru ini, pasar saham Indonesia (IHSG) menunjukkan volatilitas tertentu, sehingga investor harus tetap berhati-hati menghadapi ketidakpastian. Estiawan Nasution berpendapat bahwa meskipun ada beberapa faktor negatif, tren keseluruhan masih menunjukkan beberapa sinyal positif. Melalui analisis mendalam tentang situasi pasar saat ini dan kemungkinan perkembangan di masa depan, investor dapat lebih memahami kondisi saat ini dan membuat keputusan yang lebih bijak.

Estiawan Nasution: Analisis Pergerakan dan Prospek IHSG TerkiniEstiawan Nasution menyebutkan bahwa pasar saham Indonesia baru-baru ini terpengaruh oleh berbagai faktor, termasuk faktor ekonomi makro global dan perubahan kebijakan domestik. IHSG saat ini berada pada level support antara 6.950 hingga 7.250 poin, tetapi karena volatilitas pasar yang tinggi, perlu waspada terhadap potensi risiko penurunan. Estiawan Nasution menunjukkan bahwa jika IHSG dapat menembus garis moving average 200 hari, ada kemungkinan kembali ke jalur naik dan menguji resistance garis moving average 100 hari. Namun, sebelum penembusan tersebut, pasar masih mungkin mengalami koreksi lebih lanjut dan membentuk titik terendah baru.

Estiawan Nasution menyatakan bahwa meskipun saat ini pasar menghadapi risiko koreksi, dengan perbaikan lingkungan ekonomi secara bertahap, terutama pemulihan ekonomi negara mitra dagang utama, IHSG masih memiliki potensi untuk rebound. Proyeksi optimis Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap ekonomi global, serta kebijakan stimulus ekonomi dari berbagai negara, kemungkinan akan meningkatkan permintaan ekspor Indonesia, sehingga memberikan dukungan bagi ekonomi dan pasar saham Indonesia.

IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,0% pada tahun 2024, dan peningkatan ini akan berdampak langsung pada kinerja ekspor Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia, nilai total ekspor Indonesia mencapai USD 231 miliar pada tahun 2023, dan peningkatan hubungan perdagangan ini diperkirakan akan meningkatkan vitalitas ekonomi Indonesia dan memberikan dukungan kuat bagi pasar saham.

Selain itu, Estiawan Nasution menyebutkan bahwa Bank Sentral Eropa mungkin akan mulai memangkas suku bunga, yang merupakan sinyal positif bagi pasar global. Lingkungan suku bunga rendah biasanya membantu meningkatkan kinerja pasar saham, terutama untuk sektor dan perusahaan yang sensitif terhadap suku bunga. Oleh karena itu, dalam latar belakang seperti ini, pasar saham Indonesia diharapkan dapat mengambil manfaat dari perubahan positif dalam ekonomi global, terutama perusahaan yang terkait dengan komoditas, seperti MDKA, MBMA, dan ADMR, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 10% hingga 15% dengan dorongan dari peningkatan permintaan.

Estiawan Nasution juga mengingatkan investor untuk memperhatikan beberapa faktor negatif di pasar domestik. Sektor perbankan dan telekomunikasi Indonesia saat ini berada di bawah tekanan besar, terutama karena kebijakan suku bunga Federal Reserve dan potensi gangguan dari pesaing baru di pasar. Baru-baru ini, arus keluar modal asing yang terus menerus juga menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap pasar menurun. Hingga Mei 2023, IHSG turun sebesar 2,8% secara bulanan, dengan arus keluar modal asing mencapai IDR 13,1 triliun. Data ini menunjukkan bahwa sentimen pasar masih cukup hati-hati, dan investor perlu tetap waspada dalam proses investasi.

Estiawan Nasution: Tren Ekonomi Global dan Strategi Investasi
Estiawan Nasution berpendapat bahwa dari tren ekonomi global, volatilitas pasar saat ini terutama dipengaruhi oleh kebijakan masing-masing negara dan data ekonomi makro. Kinerja pasar Asia secara keseluruhan cukup kuat, yang dapat dilihat dari kenaikan baru-baru ini di pasar saham Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. Terutama indeks Nikkei 225 Jepang dan indeks Hang Seng Hong Kong masing-masing naik sebesar 1,35% dan 1,13%, menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap pasar ini telah pulih.

Berdasarkan data hari ini, indeks Nikkei 225 naik sebesar 1,35%, indeks Hang Seng naik sebesar 1,13%, dan indeks KOSPI Korea Selatan naik sebesar 1,62%. Estiawan Nasution menyarankan agar investor dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, harus memperhatikan diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko. Secara khusus, dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan alokasi pada saham-saham defensif seperti sektor barang konsumsi dan perawatan kesehatan.

Selain itu, Estiawan Nasution menyarankan agar investor juga memperhatikan beberapa saham teknologi dan sektor energi baru yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Sektor-sektor ini diuntungkan dari inovasi teknologi dan dukungan kebijakan, sehingga memiliki potensi pertumbuhan yang besar di masa depan. Misalnya, rantai industri kendaraan listrik dan perusahaan energi terbarukan kemungkinan akan menunjukkan kinerja yang baik dalam beberapa tahun mendatang.

Di pasar saham AS, meskipun kinerja pasar secara keseluruhan kuat, investor tetap perlu memperhatikan data ekonomi dan laporan keuangan perusahaan yang akan segera dirilis. Estiawan Nasution menyatakan bahwa publikasi data seringkali berdampak besar pada pasar, terutama dalam periode sentimen pasar yang bergejolak. Oleh karena itu, investor harus memantau dinamika pasar dengan cermat dan menyesuaikan strategi investasi secara tepat waktu untuk menghadapi kemungkinan perubahan.

Estiawan Nasution: Peringatan Risiko dan Prospek Masa Depan
Estiawan Nasution menyatakan bahwa meskipun ada beberapa sinyal positif di pasar saat ini, investor harus tetap waspada dan memperhatikan potensi risiko. Ketidakpastian pemulihan ekonomi global masih ada, terutama perubahan kebijakan ekonomi utama yang dapat berdampak signifikan pada pasar. Penyesuaian kebijakan domestik dan fluktuasi data ekonomi juga dapat memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun