Mohon tunggu...
Politik

Ketika Rizal Ramli Membongkar Kejahatan Lino

30 Oktober 2015   10:55 Diperbarui: 30 Oktober 2015   13:35 3676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Investasi Simulator Crane dan Kapal senilai sekitar Rp. 20 Milyar, mangkrak karena tidak bisa dipakai.

Isteri Lino, Betty Sastra juga memiliki jaringan bisnisnya, ia bermain di ruang lingkup katering dan pertamanan di Pelindo II (Kantor Pusat, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dan KSO TPK Koja), ini dilakukan lewat kongsi terselubung PT Boboko Euis, yang dijalankan Ibu Hajjah Euis Tuty Rukiah.Pansus juga harus memperhatikan peran dari Irna Yuliarna, yang merupakan isteri dari Dede Martin, Direktur Pelindo II, yang juga merangkap dirut anak perusahaan PT MTI, Irna ini adalah kasir dari seluruh kegiatan Betty Sastra.

Investasi Kalibaru, yang diperkirakan senilai Rp. 46 Trilyun ditunjuk oleh RJ Lino untuk mendesain Kalibaru. Dalam pekerjaan di Kalibaru terdapat pekerjaan pengerukan yang dilakukan oleh Van Oord, Perusahaan Belanda yang di Indonesia dijalankan oleh Ali Kamal, Ali Kamal ini Boss dari PT Adi Purusa, Terminal Operator (TO) yang bekerja di Terminal III di Pelabuhan Tanjung Priok, Nah disinilah titik penting membongkar kasus RJ Lino, pihak Pansus harus membuktikan adanya “transfer dana pribadi antara Ali Kamal ke Rekening Pribadi RJ Lino”. Sementara di sisi lain RJ Lino selalu menebah dadanya dia ingin membangun pelabuhan untuk bangsa dan negara, yang jadi pertanyaan ada apa dibelakang proyek itu? Untuk melakukan operasinya, RJ Lino kerap bergandengan dengan tokoh tokoh penting dilingkaran kantor Wapres, tentunya dibawa arahan Sekondan-nya Sofyan Djalil. Dalam proyek ini Pelindo II, merilis obligasi dengan nilai 46 trilyun rupiah, padahal aset Pelindo II hanya 40 trilyun rupiah.

Selama enam tahun RJ Lino jadi Dirut di Pelindo kerap terjadi mismanajemen, bahkan bisa menyangkut gejolak sosial yang luar biasa. Ini harus jadi perhatian pihak Pansus juga. Ada beberapa yang harus diperhatikan :

Pertama, Kesembronoan RJ Lino dalam soal kasus Makam Mbah Priok (2010) bersama Pemda DKI harusnya Lino sebagai Boss di Pelindo II juga harus ikut bertanggung jawab terhadap penyelesaian persoalan yang banyak mengorbankan nyawa banyak orang.

 

 

Kedua, Pemogokan Karyawan Koja (2010) Mogok di Pelindo II berujung pada sikap keras Lino dengan memecat 33 Karyawan-nya.

Ketiga, Demo yang kerap terjadi karena Serikat Pekerja tau banyak soal penyimpangan yang terjadi di JICT dimana Lino menjadi pusat segala simpangan itu.

Pansus harus membongkar gerbang-gerbang bisnis Lino ini, hingga nanti terbongkar permainan besarnya, selain itu Pansus harus melihat kenapa Lino sedemikian beraninya dengan Menteri Perhubungan Jonan, sedemikian beraninya dengan Menko Maritim Rizal Ramli bahkan separuh mengancam pada Presiden Jokowi di depan publik.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun