Mohon tunggu...
Bataona Noce
Bataona Noce Mohon Tunggu... Freelancer - Aku... Nanti, kalian akan mengenaliku di sana....

Mencintai bahasa dan sastra, seperti mencintai dirinya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Wajarkah Hidup Tidak Menikah?

14 Juni 2019   11:24 Diperbarui: 14 Juni 2019   14:43 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Instagram @bayuedvra

Selibat sebenarnya tidak pernah menyalahi kodrat seseorang sebagai manusia.

Apa Itu Selibat?

Perlu diketahui bahwa tidak hanya imam Katolik yang menjalani hidup selibat, tetapi juga biarawan- biarawati Katolik seperti Frater, Bruder dan Suster. Selain itu, juga ada awam yang memutuskan untuk hidup selibat berdasarkan pilihan bebas mereka. 

Kamus Besar Bahasa Indonesia V (KBBI) mencatat bahwa ada yang namanya selibat awam dan selibat imam atau religius.

1). Selibat menurut KBBI adalah pranata yang menentukan bahwa orang dalam kedudukan tertentu tidak boleh kawin (dalam Gereja Katolik Roma, para rohaniawan yang telah ditahbiskan, harus hidup membujang dan tidak boleh menikah).

2). Selibat awam menurut KBBI adalah keadaan tidak boleh menikah yang dilakukan bukan oleh para imam Katolik.

3). Selibat imam atau religius menurut KBBI adalah selibat yang dilakukan oleh para imam di lingkungan Gereja Katolik melalui penahbisan.

Kata 'selibat' berasal dari bahasa Latin 'caelibatus' yang berarti hidup tidak menikah. Selibat hanyalah sebuah pilihan bebas tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dari beberapa orang Katolik yang ingin melayani Allah dengan sepenuh hati. 

Apakah Selibat Menyalahi Kodrat Manusia?

Selibat itu tidak menyalahi kodrat manusia. Penulis tertarik dengan jawaban @erikhandoko membalas cuitan @dekaridisini di Twitter tentang imam Katolik yang tidak menikah. Dia mengatakan bahwa, Kodrat manusia tidak harus menikah:

  1. kadang ada orang yang menikah karena secara ekonomi harus bekerja sama dalam ikatan pernikahan; 
  2. pernikahan untuk kepentingan bisnis;
  3. pernikahan karena murni soulmate/teman hidup (takut kesepian).

Jadi menurut @erikhandoko pernikahan adalah tuntutan kebutuhan.

Image Instagram @bayuedvra
Image Instagram @bayuedvra

Hidup selibat itu tidak sulit, karena tujuan dari selibat itu adalah mencintai dan  melayani dengan sungguh. Hidup selibat dengan menjadi Romo/Pater, Bruder, Frater atau Suster itu hanyalah sebuah pilihan hidup... Dan tentunya semua pilihan hidup itu memiliki konsekuensi.

 Seperti yang dikatakan oleh Romo @bayuedvra dalam komiknya di Instagram tentang hidup selibat. Dia mengatakan bahwa, selibat itu tidak berat. Selibat itu tidak susah, karena semua pilihan hidup itu pasti ada konsekuensinya. 

Hanya sebagian kecil orang yang memilih hidup selibat, hanya sekitar 0,001 %... Tidak perlu takut karena berbeda dengan orang lain, bukankah orang muda zaman sekarang lebih tertarik pada hal yang berbeda... anti mainstream katanya.

Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa, selibat itu hanyalah sebuah pilihan hidup. Tanpa adanya paksaan dari manapun. Wajarkah? Iya, tentu wajar... Sebab itu hanyalah pilihan... Berat atau tidaknya tergantung yang menjalani, akan menjadi ringan jika didasari dengan cinta kasih akan pelayanan kepada Tuhan (Katolik). Semua pilihan hidup pasti ada konsekuensinya.

Salam, semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun