Selibat sebenarnya tidak pernah menyalahi kodrat seseorang sebagai manusia.
Apa Itu Selibat?
Perlu diketahui bahwa tidak hanya imam Katolik yang menjalani hidup selibat, tetapi juga biarawan- biarawati Katolik seperti Frater, Bruder dan Suster. Selain itu, juga ada awam yang memutuskan untuk hidup selibat berdasarkan pilihan bebas mereka.Â
Kamus Besar Bahasa Indonesia V (KBBI) mencatat bahwa ada yang namanya selibat awam dan selibat imam atau religius.
1). Selibat menurut KBBI adalah pranata yang menentukan bahwa orang dalam kedudukan tertentu tidak boleh kawin (dalam Gereja Katolik Roma, para rohaniawan yang telah ditahbiskan, harus hidup membujang dan tidak boleh menikah).
2). Selibat awam menurut KBBI adalah keadaan tidak boleh menikah yang dilakukan bukan oleh para imam Katolik.
3). Selibat imam atau religius menurut KBBI adalah selibat yang dilakukan oleh para imam di lingkungan Gereja Katolik melalui penahbisan.
Kata 'selibat' berasal dari bahasa Latin 'caelibatus' yang berarti hidup tidak menikah. Selibat hanyalah sebuah pilihan bebas tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dari beberapa orang Katolik yang ingin melayani Allah dengan sepenuh hati.Â
Apakah Selibat Menyalahi Kodrat Manusia?
Selibat itu tidak menyalahi kodrat manusia. Penulis tertarik dengan jawaban @erikhandoko membalas cuitan @dekaridisini di Twitter tentang imam Katolik yang tidak menikah. Dia mengatakan bahwa, Kodrat manusia tidak harus menikah:
- kadang ada orang yang menikah karena secara ekonomi harus bekerja sama dalam ikatan pernikahan;Â
- pernikahan untuk kepentingan bisnis;
- pernikahan karena murni soulmate/teman hidup (takut kesepian).
Jadi menurut @erikhandoko pernikahan adalah tuntutan kebutuhan.