Mohon tunggu...
Mahi Baswati
Mahi Baswati Mohon Tunggu... -

Saya hanya orang biasa,\r\nyang kebetulan bisa mengakses media informasi.\r\nItu saja\r\n\r\nsalam

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Itu di KOORDINASI

24 Oktober 2014   21:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen adalah melakukan segala sesuatu melalui orang lain untuk mewujudkan paling sedikit tujuan umum yang sama. Maka tujuan ditetapkan lebih dulu serta bagaimana mewujudkannya dalam proses perencanaan, yaitu proses yang mendahului tindakan.

Dalam mengimplementasikan sebuah perencanaan, unit-unit kerja dikoordinasi oleh blue print perencanaan dengan prinsip unity of command agar tragedi menara Bibel tidak terjadi ketika KOORDINASI berhubung bahasa sebagai alat komunikasi sebagai sarana koordinasi mereka tidak sama.

Dalam kasus Tanjung Priok yang membuat heboh itu, masalah koordinaasi muncul karena prinsip unity of command tidak dipegang. Unit kerja lokasi yang sudah mempersiapkan lokasi jauh hari sebelumnya, Paspampres yang juga sudah bekerja beberapa hari sebelumnya untuk mensterilkan lokasi, dan wartawan Istana jelas sudah terkoordinasi dengan baik sehingga mereka sudah menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik untuk perhelatan Presiden mengumumkan Kabinet. Artinya tujuan pasti sudah jelas dan pasti sudah terkonfirmasi. Lalu dimana masalahnya sehingga perhelatan yang sudah menghabiskan ratusan juta rupiah itu tidak sesuai rencana ?

Manajemen adalah proses yang didahului oleh PROSES PERENCANAAN. Tampaknya ada kabut sutra ungu dalam proses perencanaan itu sehingga ada informasi yang tidak sempurna masuk dalam proses perencanaan sehingga keputusan untuk menyiapkan lokasi dieksekusi, padahal  informasi yang digunakan bukan informasi sempurna sehingga keputusan itu bersifat probabilistik dan peluang informasi salah itu muncul. FATAL, karena ini menyangkut kredibiltas orang nomor 1 di Indonesia.

Jaringan keputusan perhelatan itu dalam prinsip unity of command melibatkan pasti tiga node saja. Pertama, Presiden yang sangat berkepentingan, ke dua anchor man 1 yang memasok informasi ke Presiden untuk membuat keputusan, dan anchor man 2 yang mengeksekusi keputusan Presiden guna menyiapkan dengan berkoordinasi dengan paspampres dan wartawan istana. Artinya, KOORDINASI tiga jaringan pembuat keputusan itu pasti terjadi dengan unity of command yang berpusat di Presiden.

Lalu, mengapa perhelatan itu gagal dan tidak sesuai rencana ?

Sumbernya memang di KOORDINASI ketiga hub tersubut yang menggunakan pasokan informasi yang tidak sempurna untuk proses koordinasi tersebut.

Sebuah analisis dari orang biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun