Mohon tunggu...
Basuni ahmad
Basuni ahmad Mohon Tunggu... Guru - penulis buku Aktualisasi pemikiran pluralisme KH. Abdurrahman Wahid

Merenda kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuju Satu Abad NU

2 Februari 2023   09:22 Diperbarui: 2 Februari 2023   09:29 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka tak heran jika kitab suci menyuruh dalam mengajak dengan "hikmah" dan tuturkata penuhmakna. Demikian sejatinya berdakwah. Bukan seperti calo terminal yang kadang memakai gaya "barbar" menakuti, dan intimidasi.

Dari gaya marketing "calo terminal" dalam menjajakan agama, menjadikan agama terpotret  banyak masalah.
Seperti pemaksaan dan intimidasi.

Hari ini yang  perlu ditampilkan  adalah bijak dalam beragama, karena kita hidup bukan dalam satu klan atau etnis, bukan dalam satu ruang goa yg sempit, bukan pula dalam satu tokoh spiritual central ibarat sang nabi.
Tetapi dalam ragam keberagamaan internal dan eksternal dengan segala seni perbedaan yang mengitarinya.

Agama ditampilkan bijaksana, penuh makna, seumpama mutira kata teruntai tertata dalam bahasa sastra tingkat tinggi.

Mutiara kata bijaksana agama sangat kaya jika mau membuka karya klasik para ulama.
HAR Gibb pernah berseloroh, kaum terpelajar muslim yang tak mampu menggali kekayaan intelektual klasik hanya akan mengalami kemiskinan intelektual.

Kemiskinan intelektual adalah gagap dalam menghadapi dinamisme kemoderenan. Contoh tampak model ini adalah mengatasnamakan agama untuk kepentingan pribadi.
Filantropi diselewengkan. Padahal teladan agung Baginda Nabi "mengharamkan" dirinya sebagai penerima zakat.
Dari itu saat wafat nabi hidup amat sangat sederhana.

Kemiskinan intelektual dalam khazanah klasik hanya membuat umat tampak bodoh dalam melihat kemajuaan.
Padahal dulu ya dulu para ulamanya begitu terbuka pada kebaikan darimanapun datangnya.
Kejayaan Islam ditandai dengan kosmopolitanismenya.
Bukan kepicikan ala Wahabi yg melahirkan neo khowarij dan pengekangan terhadap perempuan.

Berkaca pada Aisyah ra sesungguhnya Islam begitu memberi kesempatan sama tidak ada diskriminasi. Banyak mahasiswa Asiyah ra adalah laki-laki ribuan hadis bersanad kepada Aisyah ra   .
Jadi jika ada ngustadz menjajakan agama tetapi ala jahiliyah sudah barang tentu sang ngustadz kurang mendaras khasanah intektual klasik Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun