Di samping assesment diagnosis ada juga assesment formatif dan assesment sumatif untuk mengukur ketercapaian, sekaligus mengevaluasi guru terhadap mentode ajar yang digunakannya, baik pada tiap fase, atau seluruh kegiatan diakhir pembelajaran.
Dan yang paling urgent adalah metodologi ajar mengadopsi falsafah KI Hadjar Dewantara berpusat pada siswa, Â menghamba pada siswa. Dengan prinsip Emong. Dan menanamkan "Ing ngarso sing tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani.
 Tidak hanya itu di gunakan prinsip 3+3N adalah "niteni" (mengamati), 'nirokake' (menirukan), dan 'nambahi' (menambahkan, mengembangkan, memodifikasi). "Nularake"(menyebarkan), 'nutugake'(meneruskan), dan terakhir "ngerembakake" (menyebarluaskan gagasan) dari ilmu yang peroleh melalui pembelajaran.
Falsafah itulah modal dasar membentuk profil pelajar pancasila. Pelajar yang mengerti adat istiadat disamping berpikiran maju dan dinamis sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berarti siswa dituntut tau adat istiadat sebagai anak bangsa yang lahir di bumi pertiwi dan menanamkan jiwa nasionalisme.
Bergotong royong dalam membangun bangsa, karena fakta kodrat alam Indonesia beragam etnis keyakinan dan agama dari itu ditanamkan kebinekaan global saling menghormati sesama anak bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI