Untuk kebutuhan upskilling tentu saja memerlukan dana yang besar dan jangka waktu, sehingga pengeluaran upskilling ini tidak mungkin sebagai pembebanan langsung dalam satu periods operasional karena akan mencatatkan kerugian (mengurangi keuntungan terstandard), sehingga diperlukakan sebagai asset dalam bentuk pengetahuan (intangible asset) yang akan mengalami pengurangan nilai secara bertahap untuk beberapa tahun kemudian dalam bentuk amortisasi.
Oleh karena itu program upskilling leaders dan manager dalam sebuah kepemimpinan organisasi perlu dipersiapkan dengan baik karena disamping memberikan manfaat kepada individu juga memberikan manfaat kepada organisasi guna menjawab tantangan perubahan teknologi yang begitu cepat akan tetapi juga memberikan peluang secara fleksibel dalam pengembangan karier dan membangun antar leader (people developt poeple) secara berkesinambingan.
*Kesimpulan*
Dari berbagai uraian yang sudah disampaikan sebelum maka dapat diambil beberapa catatan kecil yang merupakan kesimpulan :
(1) Upskilling leaders dan managers dalam kepemimpinan organisasi menjadi strategis untuk dipersiapkan  dan dilakukan secara terintegrasi untuk menjawab tantangan perubahan teknologi bukan hanya sekedar tren.
(2) Pola upskliing perlu disusun berdasarkan urgensi kepentingan dan memberi manfaat bagi perkembangan organisasi masa depan.
(3) Upskilling memerlukan pengeluaran yang besar untuk menyiapkan pengetahuan sehingga bisa diperlakukan sebagai investasi non finance yang tidak berwujud  (intangible investment).
(4) Upskilling terkait dengan disrupsi memiliki konsekuensi pemenuhan dana investasi capital baik dalam bentuk sofware maupun hardware serta infrastruktur lainnya, sehingga diperlukan pendekatan analisa investasi yang tepat agar memberi pengaruh terhadap keuntungan (profitable).
(m@s-b@s,31102024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H