Mohon tunggu...
Basuki Ranto
Basuki Ranto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen sepuh

Pengalaman di BUMD dan BUMN, menulis dan berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Gaya Hidup YOLO dan FOMO Generasi Z

12 Juli 2024   14:01 Diperbarui: 12 Juli 2024   14:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

_*FENOMENA GAYA HIDUP YOLO DAN FOMO GENERASI Z*_
(Seri : HRM-4)

Oleh : Basuki Ranto

Dalam dunia kehidupan generasi Z terjadi aebuah gaya hidup dengan prinsip hidup hanya sekali atau dengan menggunakan bahasa gaul You Only Live Once (YOLO) dan prinsip hidup kekinian (tidak tertinggal) dengan bahasanya Fear Of Missing Out (FOMO).

Lebih lanjut makna dari YOLO adalah merupakan singkatan "You Only Live Once" yang merupakan bahasa dikalangan mereka (bahasa gaul). Hal tersebut mengandung maksud bahwa manusia hanya hidup sekali, karena itu harus dinikmatihidup saat ini juga.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa istilah ini digunakan sebagai pendorong semangat untuk memotibasi  bahwa hidup hanya sekali sehingga jangan sia-siakan dan manfaatkan secara maksimal.

Menukil dari laman Cambridge, gaya hidup YOLO digunakan terutama dalam media sosial yang dimaknai bahwa hidup harus enjoy-happy saja sehingga  harus melakukan hal-hal yang menyenangkan atau mengasyikkan, walaupun kadang kala konyol menyerempet bahaya.

Sementara menurut Dictionary, YOLO juga bisa digunakan untuk merasionalisasi perilaku impulsif atau sembrono. Hal tersebut ditunjukkan dengan  tindakan membeli sesuatu yang mahal dan bermerek (branded) misal tas, sepatu, atau barang lain yang mahal dengan alasan karena menggunakan prinsip hanya hidup sekali. Jadi tak mau menyia-nyiakan waktu atau kesempatan yang ada, sehingga kurang memperhitungkan kemampuan (income).

Gaya hidup YOLO dalam sisi lain sering dikaitkan dengan cara menikmati hidup yang maksimal dengan bebas. Prinsip YOLO dilandasi sebuah anggapan kejadian hidup ini hanya akan datang sekali dan tidak akan terulang lagi, sehingga tujuannya bagaimana keinginannya dapat terpenuhi saat ini.

Sedangkan FOMO adalah singkatan bahasa Inggris dari Fear Of Missing Out, dimana artinya bisa digunakan untuk menyebut pola pikir yang selalu merasa khawatir berlebihan dan juga merasakan ketakutan akan tertinggal trend yang sedang terjadi.

Gaya hidup FOMO didasari sebuah anggapan bahwa seseorang merasa tertinggal apabila tidak mengikuti trend sehingga tidak menjadi kelompok trendi. Hal ini dipicu dengan kehadiran di media sosial dan teknologi digital , sehingga ingin  meniru apa yang dilakukan oleh influencer atau tokoh idolanya.

Gaya FOMO didasari rasa takut merasa "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya.

Individu yang mengalami gaya hidup FOMO adalah mereka yang menggunakan media sosial secara berlebihan pada setiap waktu dan keadaan seperti  setelah bangun tidur, saat makan, bahkan saat berkendara yang sesungguhnya ini membahayakan keselamatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun