Mohon tunggu...
Basuki Ranto
Basuki Ranto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pengalaman di BUMD dan BUMN, menulis dan berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepemimpinan yang Melayani (Servant Leadership) dalam Kilas Sejarah

23 April 2024   06:25 Diperbarui: 23 April 2024   07:34 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI (SERVANT LEADERSHIP) DALAM KILAS SEJARAH*
(Seri Leadership : 2)

Oleh: Basuki Ranto*)

Begitu banyak gaya kepemimpinan (leadership style) yang ditawarkan dalam memimpin namun pada akhirnya akan ditentukan oleh pemimpin, bawahan (anggota yang dipimpin )dan situasi.

Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) yang muncul kemudian adalah merupakan gaya kepemimpinan alternatif dalam organisasi bisnis ataupin institusi dan lembaga.

Servant leadership atau kepemimpinan yang melayani adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani, menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama.
Diambil dari berbagai sumber disebutkan bahwa konsep Servant Leadership pertama kali dikenalkan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970 dalam bukunya The Servant as Leader. Robert K. Greenleaf adalah Vice President American Telephone and Telegraph Company (AT&T). Menurut Greenleaf, Servant Leadership adalah seseorang yang menjadi pelayan lebih dahulu. Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang ingin melayani, harus terlebih dulu melayani. Kemudian pilihan secara sadar membawa seseorang untuk memimpin.(bosdm.go.id)

Di lansir dari laman uny-ac.id
menyebutkan dari berbagai model kepemimpinan yang ada, kepemimpinan yang melayani lebih Menjadi pilihan. Pada and awalnya, teori kepemimpinan yang melayani tidak mendapat perhatian luas. Para pakar kepemimpinan menganggapnya sebagai teori tentang filsafat. Meskipun Greenleaf telah merumuskan teorinya pada 1977, dunia akademik baru merespons secara luas pada tahun 1990-an ketika Greenleaf sendiri sudah wafat. Pengaruhnya lebih luas lagi di dunia kepemimpinan ketika muridnya Larry C.Spears mengkaji atau mengidentifikasi 10 karakter kepemimpinan yang melayani yang efektif untuk organisasi (Spears, 2010).
The Servant as Leader ternyata
menginspirasi banyak pihak terutama peneliti kepemimpinan, meskipun tidak secara luas. Pada tahun 1972 ia menulis tentang "The institution as servant", dan pada tahun 1977 Greenleaf mulai mantap dan menulis, "The servant leadership".
Konsep "The servant leadership"  atau kepemimpinan yang melayani itu diakui Greenleaf  (1970) muncul terinspirasi oleh novel menarik karya Herman Hesse yang berjudul "The Journey to the East". Novel yang mengisahkantentang sekelompok pelancong yang ditemani seorang pelayan. Pelayan ini sangat membantu para anggota kelompok. Pelayan ini tidak hanya menyemangati pelancong selama perjalanan yang membosankan tetapi juga sering menghibur dengan bernyanyi. Kehadiran pelayan itu memiliki dampak yang luar biasa. Ketika sang pelayan tersesat, terpisah dari kelompok, para pelancong menjadi panik dan bergegas meninggalkan perjalanan itu. Tanpa pelayan mereka tidak mampu melanjutkan. Pelayanlah yang akhirnya memimpin kelompok. Dia muncul sebagai pemimpin lewat perhatiannya kepada para pelancong, tanpa mementingkan diri sendiri.

Inilah sebuah perjalanan yang memunculkan sebuah model gaya kepemimpinan yang melayani (Servant Ledership) yang sesungguhnya terinspirasi dari seorang pelayan yang mampu memimpin kelompoknya.

*Kesimpulan*

Dari sejarah kepemimpinan menunjukkan bahwa tidak sejarah kepemimpinan yang seperti yang dimiliki dalam model kepemimpinan yang melayani.

Servant Leadership sejarahnya bisa ditelusuri hingga abad ke 6 sebelum
Masehi. Gaya kepemimpinan ini terinspirasi dari seorang pelayan restaurant yang mampu memimpin kelompoknya dan diikuti oleh pengikutnya.

Kepemimpinan yan melayani (Servant leadership) bisa dijadikan sebuah alternatif gaya kepemimpinan untuk organisasi bisnis dengan mengedepankan prinsip layanan adalah yang utama. (m@s-b@s,23042024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun