*TELAH DATANG PEMIMPIN BARU HASIL PEMILU*
Oleh : Basuki Ranto
Setelah ditunggu beberapa saat pasca Pemilu 14 Februari 2024 dan melalui proses penghitungan suara
dengan berbagai dinamika pro dan kontra, pada akhirnya Komite Pemilihan Umum (KPU) berhasil menyelesaikan tugas perhitungan final dan diumumkan Rabu 20 April 2024. Sekalipun banyak tudingan terkait kepada sistem hasil perhitungan , penggelembungan suara, pemilu curang dan berbagai tuduhan lainnya, toh pada akhirnya KPUmengumumkan hasil Pemilu tersebut secara resmi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
Hasil Pemilu menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara. Sementara itu pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 27.040.878 mendapatkan suara. Sementara total surat suara sah, menurut dia, berjumlah 164.227.475 suara.
Hal yang kemudian muncul adalah adanya gugatan pihak-pihak yang tidak puas terhadap hasil Pemilu tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK), bahwa hal tersebut merupakan langkah konstitusional dan normal sesuai dengan mekanisme.
Jika nantinya MK tetap memutuskan bahwa Paslon nomor sebagai pemenang , maka Pelantikan pasangan calon terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI dijadwalkan pada tanggal 20 Oktober 2024. Sebelumnya, 1 Oktober 2024, diagendakan pelantikan calon terpilih anggota DPR RI dan DPD RI.
Dengan beberapa hal sebagaimana diuraikan diatas, maka akan datang  Pemimpin baru yaitu Peabowo Subiyanto sebagai Presiden dan Gibran Rakabumi Raka sebagai Wakil Presiden yang akan memimpin Republik ini untuk lima tahun kedepan serta para anggota DPR, MPR dan DPD yang menduduki kursi empuk di Senayan termasuk anggota DPRD Provinsi, Kabupaten-Kota.
Tidak banyak harapan masyarakat dengan kepemimpinan baru tidak lain hanya meminta apa yang dijanjikan bisa terealisasi: harga bahan pokok murah, listrik tidak naik, BBM juga tidak naik, subsidi bertambah, mencari pekerjaan mudah, sekolah tidak bayar dan pada dasarnya kesejahteraan masyarakat dan perekonomian membaik.Â
Hal yang tidak kalah penting adalah makan dan susu gratis sebagai janji pada saat kampanye. Hal tersebut sangat ditunggu oleh sekitar 70,5 juta orang yang menerima makan gratis dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar 100-120 trilliun, tidak banyak kan? Masyarakat hanya mengingatkan dengan sebuah ungkapan janji yaitu "memberi bukti, bukan hanya sekedar janji", selamat ya bapak-bapak pemimpin baru, rakyatmu menunggu.
*Telisik Gaya Kepemimpinan*
Prsiden dan Wapres tentu dalam kepemimpinannya memiliki gaya kepemimpinan yang dimiliki untuk menggerakan dan mengendalikan untuk mencapi tujuan yang ditetapkan.
Dalam kepemimpinan tidak terlepas dari tiga unsur yakni : Pemimpin itu sendiri, yang dipimpin (bawahan-supporter) dan situasinal. Tiga unsur ini harus berjalan secara kompak dan utuh agar apa yang menjadi tujuan dapat secara simultan dapat dicapai dengan baik dan mengetahui situasi tertentu dimana kebijakan dibutuhkan perubahan.
Dalam teori kepemimpinan dalam hal ini munculnya kepemimpinan ada yang disebut Teori Genetis (keturunan) yaitu bahwa pemimpin itu dilahirkan maksudnya ada bakat lahir bukan dibuat. Kemudian ada teori sisial yaitu bahwa pemimpin itu dibuat/dibentuk bukannya lahir secara kodrat, sehingga siapa saja bisa menjadi pemimpin asal memiliki kemampuan dan kematangan dalam pengalaman. Sedangkan berikutnya ada teori ekologis yaitu seorang akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila sudah memilik bakat kepemimpinan yang kemudian dikembangkan melalui pendidikan, kematangan dan pengalaman.
Prabowo barangkali Pemimpin yang kemunculannya termasuk dalam teori ekologis dengan perjalanan yang begitu panjang dan segudang posisi yang pernah dipegang danq perjuangan yang berdarah-darah sampai mencalonkan diri dua kali jadi Presiden bukan gagal tetapi keberhasilan yang tertunda baru pada pencalonan yang ketiga beliau berhasil. Sedangkan untuk Wapresnya barang kali kemunculannya termasuk dalam teori sosial dan cenderung ke-genetis. Belum banyak pengalaman yang bisa didalami karena memang baru terjun kebidang kepemimpinan karena situassi.
Sementara gaya kepemimpinan yang digunakan kira-kira adalah gaya otokratis karena beliau berangkat dari tentara yang biasa berlangsung dalam kepemimpinan organisasi ini. Â Gaya ini menganut bahwa semua penentuan kebijakan dilakukan oleh pemimpin dan prinsip satu komando menjadi dasar dalam kepemimpinan. Namun demikian dalam situasi tertentu gaya demokratis-partisipatif juga akan digunakan sesuai dengan prinsip demokrasi.
Sementara untuk Gibran sebagai Wakil Presiden tentu akan paralel dengan gaya Presiden kecuali untuk kebijakan yang terkait dengan dunia milenial dalam merespon perkembangab teknologi dan Artifisial Intelgence memerlukan masukan dari yang memiliki kompetensi pada bidangnya.
Hal-hal yang disampaikan tersebut merupakan sebuah catatan kecil terkait kepada kepemimpinan yang akan dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemimpin baru terpilih, semoga amanah dan membawa perubahan.(m@s-b@s)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H