Setahun sudah virus corona lahir di Indonesia, namum begitu cepat dan banyak virus ini melahirkan keturunannya, sampai-sampai menjadikan Indonesia nomor 20 besar diseluruh dunia dan nomor 5 besar di asia, bahkan mengalahkan tempat asal nenek moyangnya yaitu Wuhan.
Boleh dikata Indonesia negara yang sedikit terlambat akan masuknya virus corona tersebut, beda halnya dengan negara Asean yang lainnya, bahkan kita pun masih ingat diawal bulan Februari 2020 sekitar 230 WNI yang dipulangkan dari Wuhan tidak ada satupun yang terinfekasi virus corona tersebut. Kita juga ingat bagaimana mantan menkes Terawan Agus Putranto memberikan pernyataan-pernyataanyan terkait dengan virus corona tersebut (Sumber).
Bahkan tidak sedikit yang negara-negara tentangga yang "iri" terhadap Indonesia yang belum terjamah oleh virus corona, bahkan Indonesia terkesan ditekan oleh beberapa negara tetangga, hal ini yang menjadikan Indonesia percaya diri dalam menangkal virus corona tersebut.
Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih, dengan pernyataan dari Presiden Joko Widodo diawal bulan Maret bahwa virus corona akhirnya masuk ke Indonesia, memang bukan kabar baik bagi kita semua, suka tidak suka mau tidak mau pandemi harus kita hadapi. Ini menjadi titik awal pandemi virus corona didalam di Indonesia, dan kepercayaan diri kita pun sudah mulai menurun.
Rasa ketakutan diawal pandemi ini memang sangat terasa sekali di masyarakat, memang sangat wajar notabenenya covid-19 yang disebabkan oleh virus corona belum ada obatnya, terlebih bagi yang terpapar dan mempunyai penyakit bawaan dapat mengakibatkan dampak yang lebih buruk lagi. Masyarakat begitu protektifnya akan bayahanya virus corona tersebut, sangat beralasan berkaca dari pandemi yang terjadi di Wuhan pada bulan Januari 2020.
Masyarakat pun dihadapi oleh sesuatu yang tidak biasa, kebiasaan hidup bersosial pun sudah tidak bisa diterapkan lagi, dengan penerapan sosial distancing, menjadikan ruang dan gerak masyarakat menjadi terbatas, sekolah yang biasa ramai oleh pelajar sekarang harus dilakukan di rumah dengan cara daring, perkatoran dan pusat bisnis pun sudah dibatasi, tempat-tempat ibadah sepi akan jamaah atau jemaatnya, dan masih banyak aspek lagi yang terkena dampak dari pandemi ini. Pandemi memang sudah merubah pola hidup bagi masyarakat Indonesia pada umumnya
Sektor perekonomian pun terjun bebas akibat pandemi ini, pasar sudah tidak berjalan seperti biasa, daya beli semakin hari semakin rendah, pemangkasan para pekerja pun menjadi hal yang biasa, dengan dalih perusahaan-perusahaan tersebut terkena dampak akan pademi ini. Bahkan tidak sedikit perusahaan-perusahaan tersebut tidak menjalankan kewajibannya memberi pesangon kepada mantan perkerjanya itu. Pelaku-pelaku usaha mikro pun tidak luput dari pada dampak pandemi ini, banyak yang harus gulung tikar dan tidak sedikit mencoba dengan usaha lain yang penuh tanda tanya.
Ada beberapa langkah-langkah pemerintah untuk menanggulangi laju percepatan virus corona, sebut saja pemberlakuan lockdown wilayah, rapid test secara massal, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mana mempunyai payung hukum, hingga yang paling baru saat ini adalah Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Tidak sampai disitu, guna mengurangi beban ekonomi kepada masyarakat pemerintah memberikan program Bantuan Sosial (Bansos) dari tinggkat pusat maupun daerah, ditambah dengan pemberian stimulus oleh PLN kepada masyarakat dengan ketentuan dan syarat yang berlaku, serta Bantuan Langsung Tunai dari BPJS Ketenagakerjaan kepada para pekerja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku tentunya, hal ini guna mengurangi beban ekonomi yang semakin lama semakin berat ditanggung.
Beberapa moment yang menimbulkan kerumunan memang banyak terjadi, hal ini berdampak dengan semakin banyaknya orang yang terpapar akan covid-19, sebut saja pilkada, hari raya, demonstasi, dan masih ada lagi. Kepatuhan dan ketaatan akan aturan masih dipertanyakan di negeri kita ini, masyarakat masih sering melanggar apa yang biasa kita sebut dengan prokes (protokol kesehatan), seolah-olah meremehkan bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona tersebut, dan para aparat pun juga tidak konsisten dalam rangka menjalakan aturan-aturan tersebut.