Mohon tunggu...
basuki rahmad
basuki rahmad Mohon Tunggu... Psikolog - gemar berolah raga dan memasak

Bekerja di RSUD Wonogiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Mahasiswa di Masa Pandemi

19 Juli 2021   16:29 Diperbarui: 19 Juli 2021   16:34 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DIlEMA MAHASISWA DI MASA PANDEMI 

Datanglah seseorang mahasiswa tingkat akhir dari perguruan tinggi yang terkemuka dengan didampingi kedua orang tuanya, terlihat dia menundukan pandangan, kurang bersemangat. Orang tuanya cemas dengan kondisi anaknya, ayahnya menyampaikan jikalau anaknya cerdas, rajin, selalu berprestasi dan selalu bersemangat dalam mengikuti proses pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Dan sesekali ibunya menimpali untuk melengkapi cerita suaminya. 

Namun kondisinya seakan berubah 180 derajat, anaknya sekarang sering menyendiri di kamar, sering terbangun dari tidurnya, murung dan tugas akhir kuliah ditinggalkan. Anaknya merasa frustasi dengan dengan kondisi sekarang ini, selama masa pademi ia merasa kurang fokus dan bingung. Semua rencana yang telah dia siapkan seakan berantakan, tidak berjalan sesuai dengan harapan. Itulah sekelumit gambaran permasalahan yang dihadapi salah seorang mahasiswa selama masa pandemi dan kemungkinan ada banyak mahasiswa yang mengalami permasalahan serupa atau mungkin permasalahan lainnya.

 Pandemi berdampak dan mempengaruhi semua aspek kehidupan, di tataran global semua negara merasakan dampaknya. Kemampuan tiap negara dalam mengatisipasi dan menangani pademi juga sangat bervariatif, tergantung sumber daya yang dimiliki. Indonesia mengkofirmasi kasus pertama pada bulan Maret 2020, pemerintah telah mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi pademi. Mengingat pademi berdampak pada semua sektor.

          Semua stake holders dunia pendidikan merasakan dampak dari pademi, baik dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Kemdikbud menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan, salah satunya penerapan pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring juga diterapkan di Perguruan Tinggi, baik kegiatan perkuliahan, konsultasi dan ujian tugas akhir. Diantara permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama masa pandemi adalah: penyesuaian kuliah daring, penyelesaian tugas akhir yang molor, permasalah ekonomi, terbatasnya ruang diskusi dan interaksi sosial diantara mahasiswa dan lain sebagainya.

Kondisi tersebut tentunya menjadi tantangan, mahasiswa yang adaptif dengan perubahan dapat segera menyesuaikan diri. Akan tetapi ada sebagian mahasiswa yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak buruk kepada mahasiswa tersebut, dan berpotensi menghadirkan permasalahan yang lebih serius, diantaranya: munculnya kecemasan/stress, demotivasi, sikap acuh tak acuh dan kemungkinan droup out.

Mengapa Bisa Terjadi?

            Respon mahasiswa terhadap pandemi dan perubahan yang mengiringinya berbeda satu dengan yang lainnya. Rasa cemas dan khawatir terhadap kondisi yang ada tentunya hal wajar, mahasiswa yang kurang mampu mengelola dengan baik perasaan cemas dan khawatir tersebut akhirnya berdampak terhadap keberlangsungan studinya.

Cara pandang yang kurang tepat terhadap pademi berpengaruh terhadap kondisi kita. Pandemi dapat dilihat dengan kacamata yang berbeda antar individu. Ada mahasiswa yang menganggap pademi sebagai sesuatu yang mengancam, dan apabila ia tidak mampu mengelola kondisi ini dengan baik maka akan memunculkan perasaan tidak nyaman. Situasi ini akan memunculkan rasa frustasi.

Tidak semua orang siap untuk menghadapi perubahan, karena pademi mengakibatkan situasi banyak berubah. Mahasiswa identik dengan individu yang aktif, dinamis dan punya motivasi tinggi. Setiap perubahan harapannya dapat direspon dengan baik dan tidak menyisakan masalah. Faktanya ada sebagian mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam merespon perubahan. Pademi menjadikan segala sesuatu berubah, termasuk sistem perkuliahan. Mahasiswa yang tidak siap dengan perubahan tersebut, akan kesulitan menyesuaikan diri.

Ada sebagian mahasiswa yang dependen/tergantung orang lain dan kurang mandiri. Sejatinya manusia sebagai makhluk sosial dan saling membutuhkan, oleh karenanya kita tidak bisa lepas dari hubungan dengan orang di sekitar kita. Idealnya hubungan antar manusia harus berimbang. Kenyataannya ada orang yang memiliki ketergantungan dengan orang lain. Selama masa pandemi aktivitas mahasiswa lebih banyak di rumah, sebelum pademi ia dapat bebas berinteraksi langsung dengan temannya tetapi sekarang kesempatan itu sangat minim. Kehadiran teman untuk sebagian mahasiswa sangat berarti, pandemi mengubah segalanya, dan kesempatan untuk sharing dan diskusi menjadi terbatas.

Penguasaan terhadap teknologi informasi sangat mendukung kegiatan perkuliahan mahasiswa. Perkuliahan sistem daring menyebabkan mahasiswa mengalami berbagai kesulitan teknis, antara lain: perangkat yang kurang memadai, kendala jaringan internet, tidak semua mahasiswa melek teknologi informasi, biaya untuk membeli kuota internet atau berlangganan internet, kesulitan dalam mencari referensi dalam mengerjakan tugas dan skripsi, dan tidak efisien waktu dan tenaga.

Berprestasi selama studi merupakan keinginan semua mahasiswa, dapat lulus kuliah dengan hasil memuaskan merupakan idaman setiap mahasiswa. Ia merasa sebelum pademi memungkinkan dirinya untuk dapat meraih hasil yang optimal, karena pademi semuanya mengalami perubahan. Kondisi ini menyebabkan ia khawatir mendapatkan hasil yang tidak maksimal dan tidak sesuai dengan harapan.

Tenangkan Diri Semua Ada Solusinya

Manusia dibekali berbagai potensi, dan salah satu potensi yang perlu dioptimalkan adalah Adversity Quotient, yaitu kemampuan seseorang dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulian tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menyelesaikannya (Stoltz, 2000). Keyakinan bahwa semua masalah pasti ada solusi harus kita hadirkan dalam diri kita.

Pandemi merupakan fakta yang tidak bisa kita hindari Semua orang berada pada posisi yang sama termasuk teman kuliah kita. Merasa bahwa kita tidak sendiri menghadapi situasi ini bisa menghadirkan perasaan  tenang di dalam hati kita. Muncul perasaan senasib sepenanggungan dapat menguatkan ikatan atar mahasiswa dan bisa memunculkan semangat kebersamaan untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Berusahalah untuk tetap tenang menghadapi situasi yang ada. Menghadapi masalah dengan tenang memberikan manfaaf, diantara adalah: melihat masalah lebih objektif, langkah penyelesaian masalah dengan tepat, tenang menghasilkan energi positif untuk kita dan orang di sekitar kita. Ada ungkapan bijak dari Al-Imam Malik bin Al-Mundzir bin Malik: "Wahai anak-anakku, hendaknya kalian senantiasa bersikap tenang dan manfaatkan waktu luang kalian sebaik mungkin, niscaya kalian akan memperoleh kemenangan."

Pandemi jangan sampai menjadikan diri kita pasif, tetaplah aktif melakukan kegiatan yang positif. Mengapa harus tetap aktif dan terus bergerak? Karena ensensinya mahasiswa adalah pribadi yang dituntut untuk aktif dan terus bergerak dalam situasi apapun. Tetap aktif berarti kamu telah melangkah untuk menyelesaikan masalah yang kamu hadapi.

          Bersikaplah aseftif, jangan sungkan bertanya dan berdiskusi dengan teman atau dosen. Pandemi seharusnya tidak menghalangi kita untuk tetap bersikap asertif kepada siapapun. Sampaikan segala permasalahan yang kamu hadapi, yakinlah orang disekitarmu masih ada yang bersedia membantu. Sehingga kesulitan yang dihadapinya segera mendapatkan penyelesaian.

           Menguasai teknologi informasi sesuatu yang sangat penting. Berbagai fitur yang dibutuhkan dapat kita akses melalui handphone maupun laptop. Sistem perkuliahan secara daring menuntut mahasiswa memahami dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan baik, sehingga ia tidak mengalami kesulitan mengikuti kegiatan perkuliahan.  

 

Jadilah Mahasiswa Yang Berdaya

Peran dan tugas mahasiswa cukup banyak, disamping belajar di bangku kuliah dengan baik, ia juga memiliki tanggung jawab sosial. Keberadaannya diharapkan membawa kemanfaatan untuk lingkungannya, apalagi dimasa pandemi. Sebagai kalangan terpelajar diharapkan ia bisa  memberi kontribusi nyata dalam mengatasi pademi. Peran ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa yang sudah selesai dengan dirinya. Artinya segala permasalahan yang berkaitan dengan dirinya sudah mampu diselesaikannya.

Maksimalkan semua potensi yang dimiliki, adaptif dengan perubahan dan perkembangan yang ada. Berusaha untuk menjadi self directed learning  atau pembelajar mandiri, segala permasalahan dan kesulitan yang dihadapi selama masa pademi tidak menyurutkan motivasi untuk terus berprestasi. Semoga pademi Covid-19 segera berakhir, dan menyisakan pembelajaran untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian dan Keutamaan Sikap Tenang dalam Islam (2021).Pertamakali.com

Stoltz. G. Paul (2005). Adversity Quotient Mengubah Hambatan menjadi Peluang.Jakarta. Grasindo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun