Hai sobat Kompasiana, ini tulisan pertamaku, sebelumnya hanya sebagai silent reader saja, akhirnya mencuat ke permukaan setelah membaca di Kompasiana ternyata lagi ada blog competition mengenai Net-Zero Emission.Â
Secara tidak sadar, mental miskinku langsung tergerak mencari ide menulis mengenai topik hangat ini karena hadiahnya sangat menarik perhatian.
Izinkan saya yang masih nyubi (red: newbie) berkontribusi untuk mendukung program pemerintah Indonesia terkait Net-Zero Emission.
Sebelumnya saya tidak mengerti mengenai strategi Net-Zero Emission itu apa sih? kok hangat sekali ya diperbincangkan? setelah saya berselancar di mbah Google, ternyata program ini sudah mendunia sejak 2008 silam di negara-negara lain dan termasuk Indonesia pun sudah memenuhi strategi ini dengan misi pencapaian target di tahun 2060, berikut sumbernya: Pemerintah Rilis Peta Jalan Indonesia Menuju Zero Emission pada 2060
Nah, atas dasar pertanyaan tersebut diatas akhirnya saya baru menyadari betapa pentingnya kesadaran bersama untuk memenuhi target ini. Karena jika tidak, maka populasi makhluk hidup di penjuru dunia bisa musnah perlahan akibat pemanasan global. Mengerikan sekali kalau bumi ini kosong tidak berpenghuni.
Setelah saya renungkan beberapa saat, apa ya kira-kira kontribusi saya mendukung pengurangan emisi dalam kehidupan sehari-hari? Berikut wejangannya kawan!
Yang pertama, hidup bersih
Membuang sampah sembarangan adalah hal yang sangat menjengkelkan, karena tidak sedap dipandang mata. Selain itu hal ini meracuni tanah karena tidak semua sampah bisa terurai secara alami oleh tanah. Padahal kalau kalian mau tahu, tanah itu sumber penyerapan emisi karbon juga loh.Â
Selain itu tanah juga sebagai tempat bertumbuhnya tanaman. Salah satu fungsi tanaman sebenarnya adalah menyerap emisi karbon dan mereka bekerja bersama-sama dengan air memproses emisi karbon itu dalam fotosintesis. Kemudian secara tidak langsung mereka bertiga menghasilkan oksigen.Â
Oksigen yang kita hirup selama ini ternyata hasil kerja keras mereka bertiga, yakni tanah, air dan tanaman. Kalau kita memulai dari diri sendiri dengan tidak membuang sampah sembarangan, kita sudah berkontribusi kok mendukung program pemerintah ini, benar gak kawan?Â
Tentu saja benar, kalau kita merawat lingkungan, menjaga kebersihannya otomatis dan secara alamiah alam akan memproduksi oksigen yang berkualitas dengan kuantitas yang sangat tercukupi. Kita bisa merasakan dampaknya sangat baik buat kesehatan. Maka dari itu, mari kita rawat dan jaga kebersihan lingkungan bersama-sama yuk!
Kedua, hidup sehat
Hidup sehat tentunya sudah menjadi tujuan hidup kita bersama, bukan?Â
Banyak cara untuk menggapai tujuan hidup sehat, salah satunya bersepeda
Sebagai pegiat pesepeda, saya mengajak teman-teman penulis dan sahabat setia Kompasiana untuk beralih dari transportasi bertenaga mesin ke sepeda. Selain menyehatkan juga mengurangi emisi sebanyak 27% loh. Berikut data kontrobusi transportasi sumbang emisi sektor energi:
Angka tersebut membuktikan bahwa secara perlahan polusi udara atau kandungan karbondioksia akan melukai atmosfir bumi pertiwi tercinta kita yang berdampak pada pemanasan global. Langkah yang paling strategis yaitu, mari kita bersama-sama secara agresif disemua bidang beralih ke jalur sehat yaitu bersepeda.Â
Kesempatan yang sangat baik ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti bersepeda ke tempat kerja, bersepeda ke warung hanya untuk belanja, dan lain-lajn. Â Dengan membiasakan kebiasaan bersepeda akan mengajarkan anak-anak penerus bangsa kita betapa pentingnya melestarikan hidup sehat dan hemat emisi.
Ketiga hidup hemat
Kata-kata hidup hemat tentunya sudah tidak asing kita ketahui, sejak usia dini kita diajarkan untuk menabung dan berhemat oleh orangtua kita untuk jaminan masa depan. Definisi hemat disini maksud saya adalah bersumber pada hemat pemakaian energi yang tidak perlu, seperti mematikan lampu ketika tidak diperlukan, mencabut charger HP setelah terisi penuh, mematikan keran air jika sudah cukup pemakaian.Â
Hal-hal sederhana tersebut sangat relevan melindungi sumber daya energi baik sumber daya energi yang dapat diperbaharui maupun sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui. Dengan demikian strategi mempertahankan sumber daya dapat terpenuhi dalam jangka waktu yang cukup lama dan manfaatnya akan dinikmati oleh generasi kita selanjutnya, sampai seterusnya.
Demikian ulasan saya, akhir kata saya simpulkan, mari kita bersama-sama wujudkan ide dan inovasi yang menginspirasi generasi selanjutnya. Sangat besar kemungkinan mencapai hal-hal baik diatas salah satu cara terbaik untuk menggapai tujuan tersebut adalah kita harus yakin dan percaya, semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H