Mohon tunggu...
bastian bastian
bastian bastian Mohon Tunggu... Lainnya - pengamat kebijakan publik

Hobi menulis dan Berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa WNI Banyak Berobat ke Negara Tetangga

1 Desember 2024   23:06 Diperbarui: 1 Desember 2024   23:13 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah.  Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyebut, ada sekitar Rp180 triliun per tahun devisa negara hilang akibat   masyarakat Indonesia yang  berobat ke luar negeri terutama ke negara tetangga. Ada enam teratas jenis penyakit yang umumnya diperiksakan pasien. Mulai dari medical full check up, ortopedi, kardiologi, onkologi (cancer), bayi tabung, dan saraf. Respons cepat dan diagnosis menyeluruh yang diberikan dari rumah sakit kepada para pasien dengan biaya yang relatif terjangkau, menjadi alasan utama para pasien datang berobat.

Tantangan layanan Medis di  Indonesia seperti kurangnya tenaga medis spesialis di daerah, ketersediaan obat-obatan yang terbatas, serta kurangnya peralatan medis yang modern,  masih tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular dan rendahnya cakupan imunisasi, distribusi dokter spesialis masih belum merata;  Komunikasi dokter dengan pasien masih lemah; Ketersediaan alat diagnostik di Indonesia masih masih belum merata,  masih ada potensi kesalahan diagnosis, terutama pada penyakit langka; Aksesibilitas konsultasi dengan dokter spesialis masih terbatas, terutama di daerah terpencil; dan Durasi konsultasi seringkali terbatas, sehingga pasien merasa kurang puas.

Terdapat tren peningkatan minat WNI untuk berobat ke luar negeri, termasuk Malaysia dan Singapura, terutama untuk penyakit yang memerlukan penanganan khusus atau teknologi medis yang belum tersedia di Indonesia.  Beberapa faktor yang menarik WNI untuk berobat ke luar negeri antara lain: Fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, tenaga medis yang kompeten, dan teknologi medis yang canggih. Proses pendaftaran dan penanganan pasien umumnya lebih cepat.  Beberapa pasien memilih berobat di luar negeri untuk menjaga privasi. Malaysia dan Singapura menjadi tujuan favorit karena jarak yang dekat, kemudahan akses, dan reputasi sistem kesehatan yang baik.    Beberapa pasien memilih berobat di luar negeri untuk menjaga privasi. Kota Tujuan Favorit  seperti  Penang, Kuala Lumpur, Kuching, dan Singapura merupakan kota-kota yang populer di kalangan WNI. 

Fenomena banyaknya warga Sumatera Utara, khususnya Medan, yang memilih berobat ke Penang, Malaysia serta   warga   Kalimantan Barat yang memilih berobat ke Kuching, Malaysia. Beberapa faktor utama yang mendorong pilihan ini antara lain:   warga merasa kualitas pelayanan kesehatan di negara tetangga lebih baik, baik dari segi fasilitas, tenaga medis, maupun waktu tunggu. warga beranggapan bahwa biaya pengobatan  terutama untuk penyakit tertentu, lebih terjangkau dibandingkan dengan rumah sakit swasta di Indonesia. Jarak yang relatif dekat   membuat perjalanan menjadi lebih mudah dan terjangkau.  Warga   mendapatkan rekomendasi dari teman atau keluarga yang pernah berobat. Kurangnya ketersediaan peralatan medis canggih dan dokter spesialis di beberapa daerah   juga menjadi faktor pendorong.

Fasilitas Medis pada  Rumah sakit di negara tujuan umumnya dilengkapi dengan peralatan medis yang lebih canggih dan modern.  Ketersediaan dokter spesialis yang lebih lengkap dan kompeten. Penerapan SOP yang lebih ketat dan terstandarisasi.  Proses pendaftaran dan pemeriksaan di rumah sakit   lebih cepat. Waktu tunggu untuk mendapatkan perawatan medis lebih singkat.   Negara tujuan seperti Singapura dan Malaysia memiliki reputasi yang baik di bidang kesehatan. Banyak pasien yang mendapatkan rekomendasi dari teman, keluarga, atau dokter untuk berobat di luar negeri.  Pasien   menginginkan perawatan terbaik untuk kondisi medis mereka.  Pengalaman buruk dengan pelayanan kesehatan di Indonesia dapat mendorong pasien untuk mencari alternatif di luar negeri.

Penyakit-penyakit yang  diderita oleh pasien dan memilih ke negara tetangga meliputi  pasien dengan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, ginjal, dan penyakit langka yang memilih berobat di luar negeri karena keterbatasan fasilitas dan keahlian di Indonesia Pasien yang membutuhkan prosedur medis yang kompleks atau teknologi medis yang belum tersedia di Indonesia, seperti transplantasi organ atau radioterapi canggih, sering kali memilih berobat di luar negeri.   Pasien yang merasa ragu dengan diagnosis atau rencana pengobatan dari dokter di Indonesia seringkali mencari opini kedua dari dokter spesialis di luar negeri.  pasien memilih berobat di luar negeri karena menginginkan layanan yang lebih personal dan perhatian yang lebih baik dari tenaga medis.

Pasien Indonesia yang berobat di luar negeri merasa terkesan dengan fasilitas medis yang modern dan lengkap di rumah sakit luar negeri.  Mereka  memuji keramahan, kesabaran, dan profesionalisme tenaga medis. Proses pemeriksaan dan pengobatan berjalan lebih terstruktur dan efisien.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat yang perlu dilakukan adalah: Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi tenaga medis;  Meningkatkan ketersediaan peralatan medis dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah; Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran kesehatan dan meningkatkan akuntabilitas rumah sakit;  Menyediakan informasi yang akurat dan mudah diakses mengenai layanan kesehatan di Indonesia; Memperkuat sistem rujukan pasien; dan Meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan.

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, pemerintah masih menghadapi beberapa opini antara lain: persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama. Kualitas pelayanan kesehatan masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang besar.  

Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia dapat terus meningkat dan sejajar dengan negara-negara tetangga

Penulis: Ir. Bastian, MBA , Pengamat Kebijakan Publik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun