Mohon tunggu...
BASTIAH BASTIAH
BASTIAH BASTIAH Mohon Tunggu... Guru - Guru TKS IT Nurul Ilmi

Saya adalah seorang guru di Taman Kanak-Kanak Sekolah Islam terpadu. Hobi saya adalah membaca, menyanyi dan memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Agustus 2024   18:17 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://youtu.be/WLcM6ZUEk3Q?si=DlUmyAy8sWAUrLYP

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia. Filosofinya, yang dikenal dengan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," menekankan tiga prinsip utama:

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: Seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik.
  • Ing Madya Mangun Karsa: Seorang pemimpin harus bisa memotivasi dan menginspirasi di tengah-tengah kelompoknya.
  • Tut Wuri Handayani: Seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan dukungan dari belakang, mendorong dan membiarkan yang dipimpin berkembang secara mandiri.

Ki Hajar Dewantara dengan pratap triloka mengajarkan pentingny pendidikan yang holistik dan berfokus pada pengembangan manusia secara keseluruhan, bukan hanya aspek intelektual semata. Filosofi ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dengan mempertimbangkan tidak hanya faktor rasional saja tetapi juga faktor faktor emosional dan spiritual dalam mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab untuk kebaikan bersama.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut membentuk paradigma dalam berpikir dan menjadi dasar dalam menentukan keputusan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki dan memahami nilai-nilai kebajikan universal serta prinsip-prinsip pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil tersebut selaras dengan nilai-nilai kebajikan, bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Ketiga prinsip ini membantu dalam menghadapi pilihan yang penuh tantangan yang harus dihadapi pada dunia saat ini.(Kidder, 2009, hal 144)

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching sebagai bentuk kemitraan bersama klien(coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melaui proses ynag menstimulasi dan mengeksplorasi dan proses kreatif dengan prinsip kemitraan, proses kreatif memaksimalkan potensi.

Dalam menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, pemimpin dapat menggunakan prinsiap coaching dengan bersikap reflektif, kritis dan kreatif dalam proses tersebut sehingga pengambilan keputusan mendapatkan solusi dengan memaksimalkan potensi yang ada.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru yang memiliki kesadran diri, manajemen diri, kesadran sosial, keterampilan berelasi akan dapat menunjukkan integritas dan kejujuran, kemampuan mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi saat menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan dengan keputusan yang bertanggung jawab akan mampu membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang baik, serta mampu mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika tetap kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Saat menghadapi kasus dilema etika akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Untuk menentukan paradigma pengambilan keputusan yaitu:

  • Individu lawan kelompok (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat dapat dicapai dengan melakukan analisis yang mendalam terhadap informasi yang tersedia dan mendasarkan keputusan kita pada pad 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasrkan nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

  • Perbedaan pendapat yakni dalam menyelesaikan kasus terdapat perbedan pendapat yang suit untuk mendapatkan kata mufakat.
  • Keputusan tidak dapat memuaskan semua pihak yakni dalam memutuskan sebuah kasus banyak kepentingan yang bersinggungan dan tidak dapat memuaskan semua pihak.
  • Permasalahan yang melibatkan banyak pihak yakni saat menghadapi masalah yang komplek dan melibatkan banyak pihak sehingga perlu analisis yang dalam dan mempertimbangkan prioritas tiap permasalahan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita adalahsebagai pendidik “menuntun” murid dengan memfasilitasi keragaman melalui pembelajaran berdiferensiasi. Dengan potensi yang berbeda-beda pembelajaran dengan mengenali kesiapan, minat dan profil belajar murid dan memerdekakan murid dengan mengakomodasi kebutuhan belajar tiap murid, pendidik menggunakan strategi diferensiasi konten, proses dan produk.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang membuat keputusan yang tepat dalam mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya dengan memberikan pengalaman belajar yang positif dan membangun serta membantu murid untuk mencapai potensi terbaik mereka. Keputusan yang tepat juga dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif dan mendukung yang memungkinkan murid-murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Secara keseluruhan, modul 3.1 ini menggaris bawahi hubungan erat antara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Prinsip dan paradigma dilema etika dalam pengambilan keputusan hendaknya harus berdasarkan dengan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid. Semua dasar pengambilan keputusan tersebut terdapat dalam modul sebelumnya, yaitu filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, dan budaya positif. Seorang guru harus memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Keterkaitan antara modul-modul ini menunjukkan bahwa keputusan yang bijaksana dan berbasis nilai-nilai kebajikan universal mempengaruhi kualitas pembelajaran dan hasil pendidikan murid secara menyeluruh.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun