Mohon tunggu...
Bass Elang
Bass Elang Mohon Tunggu... Seniman -

Dan pada akhirnya senja berubah menjadi malam yang gelap. Tak ada yang berkesan kecuali wajah manismu yang melintas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sore Hari yang Sangar

3 Juli 2017   21:16 Diperbarui: 3 Juli 2017   21:45 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore hari yang sangar, dikabari untuk mendatangi sosok putih cantik. Dia adalah wanita idaman.. Rambutnya yang tak terlalu panjang, warnanya kuning kecokelatan, kulit tubuhnya yg putih menggunggahku terbangun dan mendatanginya..

Sesampainya menghadap dengannya aku di suguhi muka yg kurang enak. Dan sosok itu meminta tempat untuk bicara. Aku ajak dia ke belakang dan mengajaknya bicara. Ku tanyakan apa yg akan ia bicarakan..

Lalu ia bicara. Dan pembicaraan itu mengejutkan, dan menggetarkan hati yg dingin menjadi panas. Tapi aku berusaha tenang, dia terus bicara.. Aku mengada ngada seperti tidak punya kesadaran. Dia menanyaiku, "mengapa diam? " aku tak lekas menjawabnya. Dia terus berkali kali menanyakan hal yg sama kepadaku. Tapi aku tetap tak meladeninya.. Dan kemudian mengajak aku bicara, namun aku masih mengada ngada tidak punya kesadaran..

Pada akhirnya dia mengeluarkan air mata,, aku pun membiarkannya. Begitu air matanya terus mengalir.. Baru aku bicara, dan dia kembali ngomong sesuatu yg mengejutkan lagi.. Aku menolaknya,, tetapi dia tetap kokoh,, aku pun meminta dia untuk berfikir lagi, namun dia tetap kokoh.. Dia lari masuk ke kamar saudaranya,  aku menghampirinya, dia menginginkan aku untuk keluar,, aku menolaknya. Lalu dia sendiri keluar,, namun aku mengikutinya dari belakang

Lama kelamaan aku mendapat ide untuk membuatnya menangis.. Aku bisik ke telingahnya mengenai sesuatu yang menggetarkan hatinya, dan dia menamgis.. Aku pun bisik kembali dia untuk mengingati masa kecilnya.. Dia pun menjerit, lalu ia bersandar ke pundakku dan sebentar. Tiba tiba orang orang sekitar mendatangi kami dan mengatakan : "ada apa? " aku jawab tidak ada apa apa, tinggalkanlah kami berdua.. Tetapi saudara perempuannya mendatangi kami dan mengatakan "kenapa kamu? " tetapi aku yang menjawabnya "tidak ada apa". Tolong tinggalkan kami berdua.. Dan dia meninggalkan kami berdua..

Lama kelamaan dia menangis dia meminta aku untuk meninggalkannya.. Aku menolaknya,, dia masih menangis sampai tubuhnya menggigil.. Aku pun masih disampingnya meski ia terus meminta agar aku meninggalkannya.. Mungkin karena malu atau apa lalu dia keluar pergi meninggalkanku.. Pergi ke depan rumah itu, dan ia terus melanjutkan tangisannya..

Bass Elang

Cerita menjelang ramadan tentang aku dan Jayanti di hari sore rabu

24/5/17 sekitat jam 4 sore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun