Mohon tunggu...
Bass Bethot
Bass Bethot Mohon Tunggu... Guru - my song, my rule

seorang manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bakat Terpendam, Belum Terasah...

7 November 2011   08:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Biasanya ada anak - anak tertentu yang kita pandang sebagai anak nakal, anak bandel, anak jahil, iseng, tidak bisa diatur, dan julukan - julukan negatif lainnya yang belum tentu sepenuhnya benar.  Julukan - julukan atau yang biasa kita sebut dengan istilah labelling tersebut sesungguhnya akan sangat merugikan banyak pihak. Bukan hanya bagi si penderita alias anak yang kita beri berbagai julukan tersebut, tapi juga memberikan tekanan bagi orang tua anak tersebut. Selain itu juga bila seorang anak sudah kita beri dengan julukan - julukan tertentu maka biasanya kita akan bersikap memandang sebelah mata atau bahkan lebih buruk lagi kita tidak pernah mau memandang bahwa anak tersebut mungkin saja mempunyai talenta yang tersembunyi.

Ada berbagai macam tulisan dan buku - buku yang mengajarkan kepada kita bagaimana mengenali dan mengembangkan bakat - talenta anak agar bisa berkembang optimal. Ada banyak juga tulisan yang mengajarkan kepada kita untuk menghindarkan kita dalam memberikan julukan negatif kepada anak. Namun tetap saja sering kali; apalagi jika dialami oleh guru kelas dengan jumlah murid over-capacity dalam kelasnya, ditambah lagi dengan tuntutan dari wali murid yang terkadang tidak masuk akal (karena sudah merasa membayar uang sekolah yang mahal, maka bisa menuntut perlakuan khusus dari guru), maka sering kali guru akan merasa tertekan dan dalam keadaan tertentu akan memberikan julukan - julukan pada siswanya yang menonjol. Menonjol dalam hal ini tentu saja lebih mengarah pada perilaku yang kurang disukai oleh guru dari si anak. Tak jarang julukan yang diberikan oleh guru akan berpengaruh pada cara pandang teman - teman si anak sehingga memperparah kondisi tidak nyaman baginya.

Nah, karena adanya cara pandang kita terhadap anak - anak khusus tadi yang mungkin sudah tertutup kabut bahwa mereka selalu negatif, maka terkadang kita tidak dapat melihat keindahan yang sebenarnya masih tersimpan dalam diri seorang anak. Saya yakin bahwa dalam diri seorang anak, seburuk - buruknya julukan yang sudah diberikan orang - orang disekitarnya pun pasti ada sisi positifnya. Bayangkan saja bila selama anak tersebut tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kualitas diri yang sebenarnya, kapankah bakat dan talentanya akan muncul dan berkembang.

Kita sebagai guru dan orang tua harus bisa memilah kapan waktunya memang kita harus menghargai dan kapan kita harus menghardik. Dalam hal ini kita harus bisa bijaksana, pada saat anak menunjukkan perilaku negatif sekalipun, kita perlu menghargai dan memandangnya dari sisi yang berbeda dan lebih mengarahkan pandangan kita pada nilai potensi yang ada dalam diri anak ini. Sekiranya ada banyak bagian dari dalam kepribadian anak yang belum kita kenal secara utuh, maka tugas kitalah sebagai orang tua dan guru untuk bisa membantu anak mengenali bakatnya dan mendorongnya untuk lebih mengasah bakat yang dimilikinya.

Dengan mengarahkan pandangan  kita dari sudut yang berbeda tentu saja kita akan lebih menghargai ciptaan Tuhan yang dibuat sedemikian sempurna dan baik. Kita akan lebih menghargai diri kita sendiri dengan lebih berpandangan positif terhadap apa yang ada. Kita ditempa untuk menjadi pribadi yang mengembangkan bukannya menyurutkan semangat anak.

Semoga kita bisa menjadi orang tua dan guru yang lebih baik dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun