Mohon tunggu...
Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD
Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat adm bisnis Alumni S3 Unair, Alumni S3 UPI YAI Jakarta, S3 Asia e University

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Doa dan Simpati untuk Para Pejuang Kesehatan

26 Maret 2020   14:53 Diperbarui: 10 November 2020   07:43 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: antara foto

Himbauan Mendikbud, Nadim Makarim bagi mahasisiswa kesehatan tingkat akhir untuk menjadi relawan penanganan Covid-19 perlu disambut gembira oleh semua elemen. Saat ini, Indonesia memanggil ilmu dan tenaga mereka untuk terlibat seccara bersama-sama dalam penanganan bencana wabah virus Corona. Himbauan ini sangat tepat untuk disambut, karena jumlah SDM medis dan para medis di Indonesia masih sangat terbatas, apalagi di daerah 3T (terdepan, terluar, dan terbelakang).

Jumlah dokter di Indonesia menurut data Kemenkes 2018 yaitu berjumlah 134.459 dokter umum yang tesebar di seluruh Indonesia. Dengan jumlah penduduk 265 juta jiwa berarti setiap dokter rata-rta melayani sebanyak 1.900 penduduk. Sayangnya lebih dari separoh dokter di Indonesia, praktik di Pulau Jawa yang mencapai 78.837 dokter umum. 

Di Jawa Barat menempati posisi terbanyak yaitu 20.929 dokter, DKI Jakarta 18.905 dokter,  Jawa Timur, 15.948 dokter, Jawa Tengah 12.358 dokter, Sumatera Utara 10.541. Sementara itu di wilayah lain seperti Sulawesi Barat hanya ada 154 dokter, Kalimantar Utara 244 dokter, Maluku utara 251 dokter, Papua Barat 309 dokter, Gorontalo 319 dokter, Bangka Belitung hanya 499 dokter.

Dengan kondisi yang seperti itu, diharapkan jumlah pasien Covid-19 tidak melonjak drastis. Namun, bila ada hal buruk yang harus dihadapi, dalam arti jumlah pasien bertambah, tentu dokter-dokter dari daerah yang jumlahnya banyak dapat dialihkan sementara ke daerah yang sangat membutuhkan.

Berbagai Profesi Berjibaku Melawan Corona

Ilmuwan di berbagai dunia telah mencoba membuat vaksin antivirus Corona, meskipun hasilnya belum maksimal. Namun, upaya kerja keras dibarengi dengan kerja cerdas mereka patut mendapat apreasi juga. Semua itu tidak lepas dari tanggung jawab keilmuwan mereka bagi kemanusiaan. Mereka berkejar-kejaran dengan waktu untuk menciptakan antivirus yang mampu melawan virus tersebut. Mereka dituntut dapat bekerja dengan sangat cepat untuk mencegah semakin meluasnya wabah tersebut.

Tidak kalah pentingnya dengan ilmuwan, para pekerja lapangan juga dengan gigih menyemprotkan disinfectant ke tempat-tempat umum dan jalanan untuk menghambat penyebaran virus Corona yang semakin hari semakin banyak memakan korban.

Berbagai ahli, mulai  ahli bangunan, sanitasi, teknik kesehatan, teknik listrik, ahli AC, ahli peredam panas, dan berbagai ahli berjibaku menyiapkan rumah sakit khusus Corona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Keberadaan rumah sakit tersebut diharapkan dapat menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat menghadapi ancaman Virus Corona. Rumah sakit tersebut juga diharapkan dapat menjadi pusat observasi dan isolasi pasien Covid-19.

Petugas rapid test atau pemeriksaan cepat yang menyebar ke pusat episentrum virus Corona juga layak mendapat apresiasi. Mereka tidak mengenal lelah melakukan test kepada semua orang dengan pemantauan (ODP) yang jumlahnya mencapai ribuan. Mereka akan masuk dari rumah ke rumah orang yang pernah kontak dengan pasien positif Corona.

Kerja keras juga dilakkukan oleh Gubernur Jateng yang telah berusaha menaikkan produksi Alqohol di Wonogiri, Jawa Tengah hingga 3 juta liter per hari. Tidak berhenti di situ, Gubernur juga bermaksud membangun pabrik masker di Brebes, mengingat tingginya permintaan.  

Kerja keras juga dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, serta Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dengan sigap tengah menyulap Wisma Atlet di Kemayoran menjadi tempat pelayanan kesehatan bagi pasien dalam perawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun