dan sekali lagi dengan berusaha pakai nada rendah serta tidak menggurui aku jelaskan : "sepengetahuan saya pak, biaya leges adalah biasa pengesahan/legalisasi yg uangnya masuk kas negara". setelah menjelaskan itu beberapa pegawai datang melerai karena mendengar ada ribut-ribut....salah seorang mengambil surat pengantarku dan menyodorkan padaku sambil bilang : "sudah mas bawa aja..".
Aku ucapkan sekali lagi terima kasih dengan santun. sambil melangkah pergi aku masih mendengar teriakan dari sang atasan tadi : "hoi mas...besok-besok kalo mau bikin surat bikin kantor dan stempel sendiri aja ya..." Hardiknya. Panas juga telingaku sebenarnya mendengar itu tapi aku fikir ya sudahlah....
Selanjutnya aku melangkah menuju kekecamatan....apa yang terjadi? ya kurang lebih sama.....aku berjuang sama seperti dikelurahan tadi....
Aku merasa puas dan berhasil tidak mau mengeluarkan biaya yang menurutku tidak wajib aku membayarnya....Tapi di hati kecilku sempat melintas....andai saja ada yang mau agak sedikit repot sepertiku...tentu Pungli di kelurahan dan kecamatan tak akan terus berjalan.....tapi aku juga menyadari kenyataan bahwa banyak diantara kita nggak mau repot...apalagi cuma gara-gara uang LIMA RIBU atau SEPULUH RIBU....lalu siapakah sebenarnya yang menyuburkan pungli???
Eh...aku lupa...disela-sela menulis tadi aku sudah dipanggil bagian keuangan...tapi belum penuh hakku diberikan...ya sabaaaar....
udah dulu ya.......aku hanya berharap kita maulah sedikit "Melawan"atas pemerasan/pungli....agar kita nggak termasuk sebagai "Penyuburnya"...